Foto Google
MENJADI wanita adalah sebuah
anugerah yang sangat besar, anugerah yang terkadang membuat iri kaum
laiki-laki. Karena wanita memiliki sisi kelembutan dan kehalusan dalam bertutur
kata. Tutur kata seorang wanita bisa menjadi ukuran sejauh mana kecerdasannya.
Semakin baik pendidikan agama, etika, dan pengetahuan umumnya, maka semakin
bagus pula ia bertutur kata.
Bertutur kata yang baik adalah bagian
dari akhlak Islami. Rasulullah SAW bersabda: “ siapa yang beriman
kepada Allah dan hari akhirnya, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.”
Ungkapan yang lembut penuh dengan rasa
kasih sayang dan bisa menyentuh hati akan mampu meluluhkan hati siapapun yang
mendengarnya. Membicarakan hal-hal yang tidak baik sebetulnya tidak
mendatangkan manfaat, justru akan mendatangkan murka Allah SWT.
Seorang wanita hendaklah ketika
berbicara tidak menghilangkan nilai-nilai Islaminya. Sebab, bagaimanapun juga
hidup kita berada dalam aturan Allah SWT dan aturan tersebut memiliki hikmah
yang tidak bisa di baca oleh akal pikiran secara langsung. Hanya orang-orang
yang berpikirlah yang mampu mengambil pelajaran dari setiap ketentuan Allah
SWT.
Wanita yang cerdas adalah wanita yang
selalu membaca hakikat segala penciptaan Allah SWT dan segala aturannya, serta
pandai mengelola dirinya menjadi sangat berguna bagi agama, keluarga, dan
masyarakat. Karena wanita yang cerdeslah yang beruntung menjadi kesayangan
Allah SWT.
‘Aidh bin Abdullah Al-Qarni berpesan
kepada wanita muslimah, bahwa tinggalkanlah perdebatan yang terlibat dalam
pertentangan tiada guna seputar hal-hal yang belum pasti. Karena sesungguhnya
hal ini akan menyempitkan dada dan mengeruhkan hati. Hindarilah sikap banyak
menentang dan mengkritik. Karena sikap ini justru akan menghilangkan kesehatan
bagi pikiran dan membuat kita tidak simpatik. Ungkapan kata-kata yang lemah
lembut, simpatik, serta dengan perlahan tenang, maka pada saat itu niscaya
dapat memikat hati dan menyejukkan jiwa.
Rasa simpati yang wanita terima dari
sebagian orang karena tutur kata yang bermakna dan indah, menunjukkan kecintaan
Allah SWT kepadanya. Apabila Allah SWT telah menjadikan indah seseorang yang
dikehendaki-Nya, maka hati orang-orang pun senantiasa terbuka selamanya.
Jika wanita mendambakan syurga,
hendaklah ia pandai menjaga lisannya. Menjaga lisan artinya menahan dari
perkataan yang sia-sia, tidak bermanfaat, berbohong, menyakiti orang lain, dan
dari bentuk-bentuk kegelinciran lainnya. (Anna Mariana: 2011 dalam bukunya
Ketika Allah lebih menyayangi wanita)
Sebab lisan terkadang bisa membawa pada
kesesatan, seperti sebuah pepatah mengatakan “Mulutmu adalah
harimaumu”. Maka pandai-pandailah menjaga ucapan karena ucapan yang baik
akan membawa pada kecintaan Allah SWT dan ucapan yang buruk akan membawa pada
murka Allah SWT.
Dan semoga kita termasuk orang-orang
yang pandai menjaga lisan, tidak banyak bicara yang sia-sia dan itulah
sebaik-baik ilmu. [Ermit Salisda]/Tek
Baca Juga :