Kota Bireuen (sumber google)
BIREUEN
yang dijuluki dengan kota juang ini pernah menjadi bagian sejarah perjuangan
kemerdekaan Republik Indonesia .
Kenapa
tidak? Bireuen pernah menjadi ibu kota negara yang ketiga pada tahun 1948. Menjadi
suatu kebanggaan bagi rakyat Aceh.
Daerah
yang terletak di pesisir utara, tepatnya 164 km dari ibu kota provinsi Aceh.
Selain letaknya yang strategis yaitu tepat ditengah-tengah jalur lintas darat
yang menghubungkan bagian timur,tengah dan barat Aceh, ternyata meninggalkan
banyak sejarah bagi negara ini.
Bireuen dikenal semasa agresi Belanda I dan II (1947-1948) dalam
upaya mempertahankan Republik Indonesia dari penjajah.
Pada 18 juni 1948 presiden Soekarno hijrah dari ibu kota Republik
Indonesia yang kedua yaitu Yogyakarta ke Bireuen selama satu minggu dan
mengendalikan RI dalam keadaan darurat.
Belanda melancarkan agresi yang keduanya terhadap Yogyakarta
sehingga dengan sekejap ibu kota RI kedua itupun jatuh dan dikuasai mereka,
dengan itu membuat presiden Soekarno terpaksa mengasingkan diri ke Aceh,
tepatnya di kabupaten Bireuen .
Kedatangan Bung Karno
Soekarno datang ke Bireun, dengan menumpangi pesawat udara
Dakota hingga mendarat di lapangan sipil Cot Gapu pada juni 1948.
Kedatangannya disambut oleh Gubernur militer Aceh Tgk.Daud
Bereueh, Panglima devisi X, Kolonel Hussein Joeses, Perwira militer, juga Para
alim ulama dan tokoh masyarakat. Selama seminggu presiden Soekarno berada di
Bireuen dan semua aktivitas Republik dipusatkan di Bireuen .
Soekarno menginap di rumah kediaman Kolonel Hussein Joesoef
(sekarang pendopo Bupati Bireuen). Sungguh suatu kebanggan bisa menatap dan
mendengar langsung pidato Soekarno yang berapi-api membakar semangat masyarakat
di sana.
Ditambah dengan kehadiran Radio Rimba Raya pada saat
perjuangan mempertahankan kemerdekaan, radio ini mampu mengabarkan pada dunia
melalui siaran lima bahasanya bahwa informasi yang disampaikan Belanda tentang
takluknya Indonesia ke tangan mereka pada agresi militer hanyalah propaganda
belaka. Rakyat masih berjuang melawan penjajahan di bumi Indonesia . Radio ini
juga yang pertama kali menyiarkan kemerdekaan RI ke seluruh dunia . Sekarang
Radio Rimba Raya atau cikal bakal radio RRI sudah tidak aktif lagi .
Peran dan perjuangan rakyat Aceh khususnya Bireuen dalam mempertahankan
kemerdekaan Republik Indonesia tidak boleh dipandang sebelah mata. Dalam
keadaan darurat, Bireuen pernah menjadi ibu kota negara yang ketiga setelah
Yogyakarta. Sayangnya, catatan ini tidak tersurat dalam sejarah kemerdekaan RI. [Milda Sari] / Tek