Dunia tidak hanya digemparkan dengan virus Corona tetapi juga diracuni dengan virus mugshot challenge.
Kumparan.com
AKHIR-akhir ini
masyarakat dihebohkan dengan mugshot challenge, dengan memiliki
banyak waktu luang maka semakin banyak pula hal yang bisa dilakukan ketika di rumah.
Dari hal yang bermanfaat hingga hal yang tidak bermanfaat.
Nah kali ini
muncul challenge untuk merias wajah dengan seolah-olah sedang mengalami
luka di wajahnya, lebih tepatnya yaitu mugshot challenge. Ciri
khas dari challenge tersebut adalah
luka memar bekas pukulan, darah yang terlihat seperti nyata dan rambut yang
berantakan.
Orang-orang yang
melakukan hal tersebut akan memakai make-up dengan mengelurakan
semua keahliannya, sehingga hasilnya sangat mirip dan asli dengan luka yang
sebenarnya. Kemudian mereka akan mengunggahnya ke
media sosial dengan menggunakan tagar #MugshotChallenge.
Hasil dari foto challenge
tersebut ramai dijumpai di media sosial seperti Instagram, TikTok
dan lainnya. Entah apa yang mereka pikirkan, mungkin maksudnya hanya untuk
hiburan semata dan mengasah kreatifitas dalam hal bermake-up.
Hal ini banyak
menuai kritikan dari berbagai pihak. Challenge ini dianggap buruk karena
menyebarkan foto yang hampir menyerupai dengan kekerasan, dan tidak semua
kalangan dapat bebas melihatnya. Walaupun hanya sebatas riasan make-up, namun dianggap
tidak pantas untuk disebarluaskan.
Namun, Komisioner
Komnas Perempuan, Siti Aminah Tardi memberikan pendapat bahwa mugshot
challenge itu tidak bisa dilarang, menurutnya foto-foto tersebut tidak
menimbulkan sensitif pada korban kekerasan, selagi masih menggunakan captions
yang lucu dan candaan, mungkin masih wajar saja, ungkapnya.
Nah, jadi sekarang
kembali kepada diri masing-masing bagaimana menyikapi perkara mugshot challenge
tersebut. Jika dilihat dari dunia make-up, hal
tersebut merupakan suatu yang butuh diapresiasikan karena bisa
membuat suatu hal yang terlihat seperti nyata.
Dan pastinya untuk
membuat mugshot challlenge tersebut membutuhkan peralatan make-up yang
sangat lengkap, jika tidak maka hasilnya juga akan terlihat tidak seperti
nyata.
Jadi, untuk kalian
yang penasaran dan ingin membuatnya, lebih
baik dipikir-pikir dulu jika alatnya tidak memadai. Jangan sampai memaksakan
diri untuk membelinya dengan harga yang lumayan dan membuat kantong kering.
Lihatlah segala
hal dari segi kegunaannya, apakah bermanfaat untuk dilakukan atau bahkan tidak
bermanfaat sedikit pun. Jangan sampai menimbulkan perkara lain yang tidak diinginkan.
Semoga kita semua dapat bijak dalam berfikir ya guys. [Putri Purnama Sari | Mahasiswi Komunikasi Dan Penyiaran Islam UIN
Ar-Raniry]
BACA JUGA: