WASATHA.COM - Akademi Dakwah Indonesia (ADI) yang merupakan lembaga pendidikan
binaan Dewan Dakwah Aceh mengirimkan 20 mahasiswanya yang tergabung dalam
Kafilah Dakwah Ramadhan ke daerah-daerah perbatasan dan pedalaman Aceh. Daerah
tersebut mencakup Subulussalam, Singkil, Gayo Lues, Simeulue, Aceh Tenggara dan
Aceh Tamiang.
Selama Ramadhan
mareka akan mengisinya dengan berbagai kegiatan. Diantaranya menjadi Imam
shalat taraweh, khutbah jum’at, ceramah Ramadhan, pelatihan TPA, pesantren
kilat dan tahsin al qur’an.
“Alhamdulillah,
ini kali ke tiga ADI Dewan Dakwah Aceh mengirimkan Kafilah Dakwah Ramadhan ke
daerah perbatasan dan pedalaman Aceh. Di daerah perbatasan dan pedalaman
tersebut biasanya jarang mendapatkan sentuhan dakwah. Dan kita berharap dengan
hadirnya mahasiswa ADI ini akan menambah semangat masyarakat di situ dalam
beribadah di bulan suci Ramadhan,” kata Direktur ADI Dr Muhammmad AR MEd saat
memberikan sambutan pada acara pelepasan Kafilah Dakwah Ramadhan 1438 H di
Markaz Dewan Dakwah Aceh, Gampong Rumpet, Kec. Krueng Barona Jaya, Aceh Besar,
Kamis (25/05).
Ia menambahkan
kegiatan bertema “da’i menyapa perbatasan dan pedalaman Aceh” ini bertujuan
untuk memberikan pengalaman kepada mahasiswa ADI dengan terjun dan berinteraksi
langsung bersama masyarakat di pelosok daerah selama Ramadhan.
Dengan demikian
mareka akan mengetahui praktek dakwah di lapangan. Dan kegiatan ini juga akan
mendapatkan penilaiaan tersendiri, karena bagian dari kurikulum yang ada di
ADI.
“Jangan takut
dengan tantangan karena hidup adalah perjuangan. Berdakwah itu mengembangkan
tugas nabi. Dan yang terpenting adalah mampu menghadirkan Ramadhan ke dalam
hati masyarakat,” Pesan Dr Muhammad.
Sementara itu
Ketua Umum Dewan Dakwah Aceh sangat mendukung dan mengapresiasi atas
terlaksananya kegiatan tersebut. Menurutnya ini merupakan bentuk partisipasi
dan keseriusan serta komitmen Dewan Dakwah Aceh dalam membantu pemerintah untuk
mengawal daerah perbatasan dan pedalaman Aceh dari hal-hal yang tidak
diinginkan.
“Dewan Dakwah
Aceh sangat siap dan akan senantiasa bersama pemerintah Aceh untuk berdakwah di
daerah perbatasan dan pedalaman Aceh itu. Sebab di situ merupakan daerah rawan
aqidah. Tentunya diperlukan kerjasama semua pihak terutama pemerintah Aceh
untuk mengawalnya,” Tutup Tgk Hasanuddin.*Dhi