Mulut mengatakan takut dengan corona namun hati tetap merasa senang dengan liburan. Masa kecil adalah masa yang paling indah.
Putri Purnama
Sari
Mungkin
setiap orang sudah tidak asing lagi dengan kata-kata Corona, lebih tepatnya
lagi virus Corona
yang sudah banyak meresahkan dunia, khususnya masyarakat Indonesia yang sudah
saling berlomba untuk mendapatkan masker dan kebutuhan makanan pokok setelah
mendapat anjuran untuk tetap berada di rumah masing-masing.
Semenjak
anjuran untuk tetap berada di rumah, masyarakat Aceh juga sudah meliburkan
proses belajar mengajar mulai dari tingkat sekolah PAUD hingga Universitas yang
ada di Aceh. Kebijakan tersebut dilakukan untuk meminimalisir tersebarnya virus
Corona yang sedang
meresahkan hati masyarakat.
Uniknya
virus Corona tak hanya diketahui
oleh orang dewasa saja, tetapi para murid Taman Kanak-kanak pun tak asing
dengan kata-kata Corona.
Tidak begitu detail namun sudah cukup terbantu sebagai pengetahuan bagi mereka
tentang bagaimana bahayanya virus tersebut.
Dalam
anggapan para murid,
virus Corona adalah sebuah
penyakit menular dan menyebabkan yang tertular
meninggal dunia, kalimat tersebut yang dipahami oleh mereka, sebuah penyakit yang ketika
tertular harus dibungkus menggunakan
baju astronot. Ternyata virus ini adalah momok yang menakutkan dalam pandangan
mereka.
Kemudian,
ketika melihat banyak orang menggunakan masker saat berpergian, yang dipikirkan
oleh anak-anak agar tidak mencium bau yang tidak diinginkan, namun sebagian
anak juga memahami bahwa itu bermanfaat untuk melindungi diri dari tertularnya
virus, paham atau tidak paham, minat anak-anak untuk memakai masker masih
sangat kurang.
Namun
untuk meredakan kekhawatiran dan pertanyaan-pertanyaan tentang virus Corona di kalangan murid
TK, para guru yang mengajar memberikan bimbingan untuk tetap menjaga kebersihan
yang paling utama, seperti halnya mencuci tangan ketika sesudah atau sebelum
makan dan ketika menyentuh benda lainnya serta berdoa jika ingin melakukan
sesuatu hal.
Sugiarti guru TK Tunas Bangsa di
Desa Jantho Baru, Aceh Besar, mengatakan untuk menjelaskan kepada anak-anak
tentang Corona adalah hanya bisa
dikatakan sebagai penyakit yang berhaya, dan untuk memberikan pengertian
isolasi juga tidak akan paham, jadi harus menggunakan kata dikurung dan tidak
boleh bertemu dengan siapa pun, jadi dalam menjelaskan harus dengan logika yang
dapat dipahami oleh anak-anak. Selebihnya cukup mengajarkan untuk pencegahan
dari virus dengan menjaga kebersihan secara keseluruhan.
Untuk
masalah kebijakan diliburkannya sekolah khususnya pada tingkat TK, Sugiarti dan Sunarti Wiji Astuti Kepala Sekolah, mengatakan kurang setuju, dikarenakan masih banyak juga masyarakat yang
masih keluar dari rumahnya, tidak efisien jika hanya anak sekolah yang
diliburkan, bahkan mereka khawatir anak-anak akan
merasa jenuh jika berada di rumah
dengan waktu yang lama. Namun jika memang sudah menjadi kebijakan, juga harus
mengikuti kebijakan tersebut.
Sementara,
tanggapan anak-anak mengenai libur dan belajar di rumah adalah suatu anugrah
yang diberikan dari dampak virus Corona,
dengan polosnya mereka hanya memikirkan bermain dan tidak belajar di sekolah. Mulut mengatakan
takut dengan corona namun hati tetap merasa senang dengan liburan. Masa kecil adalah
masa yang paling indah. [Putri Purnama
Sari | Mahasiswi Komunikasi Dan Penyiaran Islam UIN Ar-Raniry]
BACA: Harga Satuan Masker Di Banda Aceh
BACA: Harga Satuan Masker Di Banda Aceh