[FOTO : Seorang
pengungsi Rohingya mendekati perbatasan Myanmar-Bangladesh yang dipagari kawat
berduri | REUTERS]
|
WASATHA.COM – Myanmar telah
menanam ranjau darat di bagian perbatasan dengan Banglasdesh selama tiga hari
terakhir, kata dua sumber di Dhaka, Bangladesh. Hal itu diduga bertujuan untuk
mencegah kembalinya Muslim Rohingya yang melarikan diri dari kekerasan militer
Myanmar.
Kedua narasumber yang menolak disebutkan identitasnya
itu mengatakan, pemerintahnya pada rabu (06/09) secara resmi mengajukan protes
dan menentang peletakan ranjau darat yang begitu dekat dengan perbatasan.
Sebuah tindakan keras tentara dipicu serangan pada
25 Agustus oleh gerilyawan Rohingya terhadap pasukan keamanan Myanmar telah
menewaskan sedikitnya 400 orang dan eksodus sekitar 125 ribu muslim Rohingya ke
Bangladesh, yang menyebabkan terjadinya krisis kemanusiaan besar.
“Myanmar menempatkan ranjau darat di wilayah merekan
sepanjang kawat berduri, diantara serangkaian pilar perbatasan,” kata salah
satu sumber, seperti dilansir Republika.co.id.
Kedua sumber tersebut mengatakan bahwa Bangladesh mengetahui
tentang ranjau darat yang di pasang Myanmar melalui bukti foto dan informan.
“Pasukan kami telah melihat tiga sampai empat
kelompok yang berkerja dekat pagar kawat berduri, mamasukkan sesuatu ke dalam
tanah,” ujar salah satu sumber,” ujar salah satu sumber. “kami kemudian
mengkonfirmasinya dengan informan bahwa mereka telah menanam ranjau darat,”
tegasnya.
Kedua Ssumber tersebut tidak menjelaskan apakah
kelompok tersebut berseragam, namun mereka menambahkan bahwa mereka yakin
mereka bukan gerilyawan Rohingya.
Manzurul Hassan Khan, seorang petugas penjaga
perbatasan Bangladesh, mengatakan kepada Reuters bahwa dua ledakan terdengar
pada Selasa di sisi perbatasan Myanmar, setelah dua ledakan juga terjadi pada
Senin yang memicu spekulasi bahwa pasukan Myanmar telah menanam ranjau darat.
“Pada Selasa,
seorang anak laki-laki kehilangan kaki kirinya akibat ledakan di dekat
persimpangan perbatasan sebelum akhirnya ia dibawa ke Bangladesh untuk
perawatan, sementara anak laki-laki lain menderita luka ringan,” kata Khan. Ia
menambahkan bahwa ledakan tersebut kemungkinan bisa terjadi akibat ledakan
ranjau.
Seorang pengungsi
Rohingya yang pergi ke tempat ledakan pada hari Senin, merekam apa yang tampak
seperti ranjau darat, sebuah cakram
logam berdiameter sekitar 10 centimeter yang sebagiannya terkubur di lumpur.
Pengungsi tersebut yakin ada dua perangkat lain yang terkubur di tanah.
Dua pengungsi
lainnya juga mengatakan kepada Reuters bahwa mereka melihat anggota tentara
Myanmar di lokasi tersebut dalam waktu dekat sebelum ledakan di hari Senin,
yang terjadi sekitar pukul 14.25 waktu setempat.
Reuters tidak mampu
segera memverifikasi bahwa perangkat yang ditanam adalah ranjau darat dan
penanamannya berkaitan dengan tentara Myanmar. Tentara Myanmar belum
berkomentar mengenai ledakan di dekat perbatasan. Zaw Htay, juru bicara
pemimpin nasional Myanmar, Aung San Suu Kyi, tidak segera memberikan komentar.
Pada Senin, ia
mengatakan bahwa klarifikasi dari Reuters diperlukan untuk menentukan "di
mana bom meledak, siapa yang bisa pergi ke sana dan siapa yang menanam ranjau
darat itu? Siapa yang bisa memastikan bahwa ranjau tersebut tidak diletakkan
oleh teroris?".