Foto Google
LEBARAN Idul Fitri tidak terasa tinggal beberapa hari lagi. kesibukan umat islam untuk
menyambutnya sudah terasa, mulai dari menyiapkan kue lebaran, memperindah
rumah, hingga menyiapkan baju baru untuk digunakan pada hari yang fitri. Hari
raya memang sangat identik dengan pakaian baru.
Hal ini telah ada semenjak Zaman Rasullullah. Ini
bermakna bahwa pada hari itu umat islam merayakan kemenangan setelah menjalani
perang melawan hawa nafsu sebulan penuh selama bulan Ramadhan, dimana pada hari
itu seluruh umat islam bersuka cita, diantara wujudnya adalah dengan berhias
diri, bersilaturrahmi, dan saling bermaaf-maafan.
Islam tidak melarang umatnya untuk berhias diri di hari
raya, namun Islam tetap memperhatikan
batasan-batasannya. Pada kenyataan, ummat muslim hari ini menganggap baju baru
adalah sebuah kewajiban sehingga bagaimanapun kondisi ekonomi keluarga, baju
baru untuk lebaran tetap harus tersedia. Sehingga tuntutan pemenuhan kebutuhan
lebaran menyita perhatian dan hal ini mengganggu rutinitas ibadah dibulan Ramadhan.
Pada
dasarnya, Rasulullah menganjurkan
ummatnya untuk menggunakan pakaian terbaik pada dua hari raya yaitu idul fitri dan idul adha. Budaya memakai pakaian baru sudah sangat terkenal pada
masa rasulullah. hal tersebut terus berlangsung sejak masa sahabat hingga
sekarang.
Ibnu Rajab Al-Hambali Rahimahullah berkata, “Al-Baihaqi meriwayatkan dengan sanad yang
sahih dari Nafi bahwa Ibnu Umar pada dua hari raya mengenakan bajunya yang
paling bagus”.
Disamping
itu, Syaikh Muhammad bin
Sholih Al-Utsaimin Rahimahullah berkata, “Termasuk
amalan sunah pada hari raya adalah berhias, baik bagi orang yang i’tikaf maupun
yang tidak”. Namun, dari pernyataan
di atas, menggambarkan pada hari
raya tidak harus selalu
menggunkan pakaian baru. Akan tetapi menggunakan pakaian yang terbaik.
Dalam menggunakan pakaian terbaik pada hari raya,
khususnya muslimah tetap harus memperhatikan aturan-aturan
berpakaian yang telah tercantum jelas dalam Al-quran yaitu syari dan tidak
tabarruj, artinya seorang muslimah pada hari raya disunnahkan untuk tampil rapi
dan bersih dengan pakaian yang syari namun tidak bermegah-megahan.
Poin penting yang harus kita garis bawahi adalah tidak
perlu memaksakan diri untuk menggunakan pakaian “berkelas” pada hari raya
sehingga terbebani dari sisi ekonomi dan terlihat glamour yang akan mengaburkan
sisi syari seorang muslim. tidak perlu bersedih jika tidak memiliki pakaian
baru, namun bersedihlah jika tidak memiliki hati yang baru yaitu hati yang
bersih ketika hari yang fitri. [Nurya Tazkiyah Putri]/Tek
Baca Juga: