Banda Aceh – Di tengah aktivitas harian yang padat, suasana berbeda terasa di sebuah warung kopi di Jalan Mohd. Hasan, Sukadamai, Banda Aceh. Kupi Nanggroe, sebuah tempat ngopi yang sudah akrab di kalangan warga setempat, sejak 4 September 2020 mulai rutin menggelar pengajian terbuka untuk umum. Kegiatan ini dilaksanakan setiap Senin malam ba’da Isya dan Jumat pukul 14.30 WIB.
Yang menjadikannya istimewa, pengajian ini menghadirkan ulama-ulama Aceh yang menyampaikan kajian agama secara santai namun bermakna. Tak hanya ilmu yang dibagikan, para jamaah pengajian juga disuguhi kopi, teh, sanger, dan bubur secara gratis—bentuk sederhana dari semangat sedekah dan kebersamaan.
Pengajian ini disambut hangat oleh masyarakat sekitar. Banyak dari mereka yang awalnya hanya berniat mampir untuk ngopi, kemudian larut dalam suasana ilmu yang disampaikan. Suasananya tidak kaku, tidak formal, namun tetap menjaga nilai-nilai keislaman yang kuat. Semua orang, tua-muda, mahasiswa hingga pedagang, duduk bersama dalam suasana yang akrab dan penuh hikmah.
Inisiatif dari Kupi Nanggroe ini menjadi contoh bahwa dakwah bisa tumbuh di mana saja, bahkan di ruang yang sering dianggap sekuler seperti warung kopi. Tradisi ngopi sambil ngaji ini menunjukkan bahwa membangun kebaikan tak selalu membutuhkan tempat megah—cukup dengan niat yang tulus, segelas kopi, dan hati yang terbuka.
Penulis: Hafidz Dzulkhair
Mahasiswa komunikasi dan penyiaran Islam UIN Ar-Raniry Banda Aceh