BANDA ACEH- Di tengah gemerlap kehidupan kampus dan tuntutan akademis yang tak pernah henti, mahasiswa di Banda Aceh kerap terjebak dalam rutinitas yang menguras tenaga dan waktu. Jadwal kuliah yang padat, tugas yang menumpuk, serta berbagai aktivitas organisasi seakan menjadi momok yang perlahan menggerus kesehatan. Namun, di balik kesibukan itu, menjaga keseimbangan hidup sehat tetap menjadi kunci utama untuk meraih kesuksesan yang berkelanjutan.
Tantangan Hidup Mahasiswa di Kota Serambi Mekkah
Banda Aceh, kota yang dikenal dengan julukan Serambi Mekkah, menawarkan suasana akademis yang unik bagi para mahasiswa. Dengan keberadaan kampus-kampus ternama seperti Universitas Syiah Kuala dan UIN Ar-Raniry, kota ini menjadi tempat berkumpulnya ribuan mahasiswa dari berbagai daerah. Namun, di balik pesona kota yang kental dengan nilai-nilai keislaman ini, para mahasiswa menghadapi tantangan gaya hidup yang tak kalah pelik.
Jam kuliah yang dimulai sejak pagi hingga sore, dilanjutkan dengan kegiatan organisasi hingga malam hari, kerap membuat pola makan dan waktu istirahat menjadi berantakan. Belum lagi kebiasaan begadang demi menyelesaikan tugas hingga larut malam, serta konsumsi makanan cepat saji yang semakin mudah diakses melalui aplikasi pengantaran, semakin memperburuk kondisi kesehatan mahasiswa.
Menerapkan Pola Hidup Sehat di Tengah Kesibukan
Meski dihadapkan pada berbagai tuntutan, mahasiswa di Banda Aceh tetap memiliki peluang untuk menjalani hidup sehat. Berikut beberapa langkah praktis yang dapat diterapkan:
1. Manajemen Waktu yang Bijaksana
Kunci utama keseimbangan hidup adalah manajemen waktu yang baik. Mahasiswa perlu menyusun jadwal harian yang realistis, termasuk waktu untuk belajar, beristirahat, berolahraga, dan bersosialisasi. Pemanfaatan aplikasi pengingat atau jurnal perencanaan bisa menjadi solusi praktis untuk memantau aktivitas sehari-hari.
2. Pola Makan Seimbang ala Aceh
Aceh terkenal dengan kelezatan kulinernya, mulai dari mie Aceh hingga kari kambing. Namun, menjaga pola makan yang seimbang tetap penting. Mahasiswa dapat memanfaatkan kekayaan pangan lokal seperti ikan, sayuran, dan buah-buahan yang tersedia di pasar tradisional Banda Aceh dengan harga yang terjangkau.
Membawa bekal dari rumah kos juga bisa menjadi alternatif yang lebih sehat dan ekonomis dibandingkan membeli makanan di luar. Kebiasaan minum air putih yang cukup—minimal 8 gelas sehari—juga tidak boleh diabaikan di tengah padatnya aktivitas.
3. Memanfaatkan Fasilitas Olahraga Kota
Banda Aceh memiliki berbagai fasilitas olahraga yang dapat dimanfaatkan mahasiswa, mulai dari Stadion Harapan Bangsa, lapangan futsal, hingga taman kota yang nyaman untuk jogging. Banyak komunitas olahraga mahasiswa yang rutin mengadakan kegiatan bersama, seperti lari pagi di Pantai Ulee Lheue atau bersepeda keliling kota setiap akhir pekan.
4. Istirahat Berkualitas: Prioritas yang Sering Terabaikan
Di tengah tumpukan tugas dan deadline, istirahat sering kali menjadi hal yang dikorbankan. Padahal, tidur yang cukup—minimal 7–8 jam per hari—sangat penting untuk menjaga daya tahan tubuh dan fungsi kognitif. Menghindari penggunaan gadget setidaknya satu jam sebelum tidur dapat membantu meningkatkan kualitas istirahat.
5. Kesehatan Mental: Pilar Penting Kehidupan Mahasiswa
Ketika membicarakan hidup sehat, kesehatan mental tidak boleh diabaikan. Tekanan akademis dan persoalan adaptasi, khususnya bagi mahasiswa perantau, bisa memicu stres dan kecemasan. Meluangkan waktu untuk hobi, berbagi cerita dengan teman, atau berkonsultasi dengan konselor kampus adalah langkah preventif yang penting untuk menjaga kesehatan mental.
Kegiatan keagamaan yang kuat di kota ini, seperti kajian rutin di masjid kampus, juga dapat menjadi sarana menenangkan pikiran dan memperkuat spiritualitas.
Keseimbangan Tradisi dan Modernitas
Salah satu keunikan mahasiswa di Banda Aceh adalah kemampuan mereka dalam menyeimbangkan antara tradisi dan modernitas. Di satu sisi, nilai-nilai keislaman dan kearifan lokal Aceh mengajarkan pola hidup sederhana dan sehat. Di sisi lain, tuntutan zaman dengan kehadiran teknologi dan gaya hidup instan terus menjadi godaan yang tak mudah dihindari.
Penutup
Hidup sehat di tengah kesibukan sebagai mahasiswa di Banda Aceh bukanlah hal yang mustahil. Dengan kesadaran dan komitmen untuk menjaga keseimbangan antara tuntutan akademis dan kesehatan, mahasiswa dapat menjalani masa studi secara optimal tanpa mengorbankan kesejahteraan fisik dan mental.
Seperti filosofi hidup masyarakat Aceh yang dikenal dengan ungkapan "Udep saree mate syahid" (hidup sejahtera, mati syahid), mahasiswa di Banda Aceh diharapkan mampu menjalani kehidupan kampus yang produktif, namun tetap sehat dan sejahtera. Sebab pada akhirnya, kesuksesan akademis tidak akan berarti tanpa kesehatan yang prima untuk menikmatinya.
Penulis: Zulkhairi
Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam
UIN Ar- Raniry Banda Aceh