Iklan

Iklan

Biografi Imam adz-Dzahabi

11/19/22, 22:35 WIB Last Updated 2022-11-19T15:56:46Z




Sejak kecil, Adz-Dzahabi sudah gemar akan ilmu pengetahuan. Ia senantiasa belajar kepada banyak guru, baik di Syam, Mesir, Hijaz, maupun di Damaskus. Dalam Al-Mu'jam, disebutkan, ia mempunyai sekitar 1.300 orang guru


IMAM adz-Dzhabi pengarang kitab al-Kaba`ir ini bernama lengkap Syekh Syamsuddin Muhammad bin Qaimaz at-Turkumani Al-Fariqi ad-Dimasqi asy-Syafii Adz-Dzahabi. Ia lebih populer dengan sebutan Imam Adz-Dzahabi. Ia dilahirkan pada tahun 673 H (1274 M) di Damaskus dan wafat pada 3 Zulkaidah 748 H (1348 M).


Ia dilahirkan pada Rabiul Akhir 673 H di Desa bernama Kafarbatna di dataran padang hijau Damaskus, di tengah sebuah keluarga yang berasal dari Turkmenistan, yang ikut secara wala kepada kabilah Bani Tamim, dan mereka menetap di kota Mayyafarqin dari daerah Bani Bakar yang paling terkenal.


Adz-Dzahabi tumbuh di tengah keluarga yang cinta ilmu dan beragama. Keluarga inilah yang memberikan perhatian kepada beliau dengan mengirimnya kepada para syaikh kota Damaskus yang terkenal. Dan adz-Dzahabi telah berhasil mendapat ijazah dari mereka ketika masih kecil, sewaktu umurnya belum genap delapan belas tahun, perhatian dan orientasinya sangat jelas untuk menuntut ilmu.


Perhatiannya bermula kepada ilmu qiraah dan hadis; dan yang mendorongnya ke arah itu adalah kecerdasaannya yang sangat jenius dalam berdiskusi dan memahami ilmu, dan kemampuannya yang luar biasa dalam mengingat dan menghafal, serta cita-citanya yang tinggi untuk bertemu para ulama dan berpetualang dalam menuntut ilmu.


Sejak kecil, Adz-Dzahabi sudah gemar akan ilmu pengetahuan. Ia senantiasa belajar kepada banyak guru, baik di Syam, Mesir, Hijaz, maupun di Damaskus. Dalam Al-Mu'jam, disebutkan, ia mempunyai sekitar 1.300 orang guru. Sumber lain menyebutkan Al-Imam adz-Dzahabi memiliki Mu’jam asy-Syuyukh (Daftar Guru-Guru) dia yang jumlahnya mencapai 3000-an orang (adz-Dzahabi wa Manhajuhu fi Kitabihi, Tarikhil Islam).


Adz-Dzahabi mencurahkan kesungguhan dalam mengambil kedua disiplin ilmu itu secara langsung dari syaikh-syaikh negeri Syam yang paling masyhur pada masa itu. Kemudian beliau bertualang ke Mesir dan Syam, dan beliau mengunjungi lebih banyak kota untuk tujuan yang mulia ini, hingga ilmu yang digapainya menjadi perumpamaan (tauladan). 


Nama beliau pun mulai bergaung di dunia Islam, dan para penuntut ilmu berdatangan dari segala penjuru, setelah beliau menjelma menjadi seorang imam dalam ilmu qiraah, syaikh penghafal hadis yang ulung, seorang ulama yang unggul dalam kritik hadis, dan ternama sebagai hujjah dalam al-Jarh wa at-Ta’dil.


Adz-Dzahabi mendapat amanah menduduki sejumlah jabatan keilmuan di kota Damaskus, di antaranya: pemberi khutbah, pengajar, menjadi syaikh agung di sejumlah perguruan hadis, seperti Dar al-Hadis di Turbah Umm ash-Shalih, Dar al-Hadis azh-Zhahiriyah, Dar al-Hadis wa al-Qur’an at-Tankiziyah, dan Dar al-Hadis al-aFadhiliyah.


Dan semua kesibukan ini tidaklah menghalanginya untuk melakukan penelitian akademis dan penulisan karya tulis. Bahkan beliau telah meninggalkan kekayaan ilmiah yang besar dan penuh berkah, di mana kitab-kitab dan karya tulis beliau mencapai 215 buah yang mencakup disiplin: qiraat, hadis, mushthalah hadis, sejarah, biografi, akidah, ushul fiqh, dan raqa’iq (ilmu etika berbicara).


Di akhir hidupnya Adz-Dzahabi terkena cobaan, dan hidup tujuh tahun dalam kebutaan. Kemudian beliau wafat malam Senin 3 Dzulqa’dah 748 H, dan dimakamkan di Bab ash-Shaghir di Damaskus. [ardan]

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Biografi Imam adz-Dzahabi

Terkini

Topik Populer

Iklan