Iklan

Iklan

Benarkah Muslim "Good Looking" itu Radikal ?

9/04/20, 20:58 WIB Last Updated 2020-09-05T03:42:13Z

Oleh : Uli Akbar

Isu radikalisme kembali di gembar-gemborkan di tengah pandemi. Radikalisme ini masuk melalui anak-anak yang berpenampilan menarik serta memiliki pemahaman yang radikal. Lantas benarkah hal yang demikian? 


Menteri Agama Fachrul Razi membeberkan cara masuknya kelompok maupun paham-paham radikalisme ke masjid-masjid yang ada di lingkungan pemerintahan, BUMN, dan di tengah masyarakat.


"Caranya masuk mereka gampang; pertama dikirimkan seorang anak yang good looking, penguasaan Bahasa Arabnya bagus, hafiz (hafal Alquran), mereka mulai masuk," kata Fachrul dalam webinar bertajuk 'Strategi Menangkal Radikalisme Pada Aparatur Sipil Negara', di kanal Youtube Kemenpan RB, Rabu (2/9).


Timbul pertanyaan, radikal yang bagaimana bisa berada di tempat ibadah? Jika kita merujuk kepada KBBI makna radikal memiliki beberapa sinonim, diantaranya :


Pertama, mari kita lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi V terbitan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2016.


Kata 'radikal' bermakna 'secara mendasar (sampai kepada hal yang prinsip)'. Selain itu makna radikal adalah istilah politik yang bermakna 'amat keras menuntut perubahan (undang-undang, pemerintahan)'. Arti selanjutnya, radikal juga berarti 'maju dalam berpikir atau bertindak'.


Selain sebagai istilah politik, istilah radikal dipakai sebagai istilah kimia yang berarti gugus atom yang dapat masuk ke berbagai reaksi sebagai satu satuan yang bereaksi seakan-akan satu unsur saja.


Dalam KBBI kata "radikal" memiliki perbedaan dengan "radikalisme". Radikalisme punya tiga arti, pertama, "paham atau aliran yang radikal dalam politik". Kedua, "paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis". Ketiga, "sikap ekstrem dalam aliran politik".


Menurut penulis, seorang muslim sejati itu harus radikal. Jika muslim tidak radikal bagaimana ia mampu memahami Islam secara Kaffah, menyeluruh dan sempurna. Maka jika Islam selalu dikaitkan dengan radikal, maka yang mengatakan radikal jauh lebih radikal karena hanya melihat pada satu konteks makna saja. 


Muslim harus mampu melihat suatu perkara secara mendasar dan menyeluruh karena pada dasarnya Islam adalah agama yang universal. Islam mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Islam adalah negara dan tanah air, pemerintahan dan umat, jihad dan dakwah, militer dan pemikiran. Islam juga termasuk kultur dan undang-undang, ilmu pengetahuan dan ketetapan hukum, moral dan supremasi, kasih sayang dan keadilan, materi dan kekayaan alam, pekerjaan dan kekayaan. 


Manakala seorang muslim mampu memahami Islam secara menyeluruh, ia akan faham mana yang haq dan yang bathil, teguh pada kebenaran dan menolak segala bentuk kemungkaran serta segala gerak dan tingkah lakunya mengikuti apa yang menjadi tuntunan syariat bukan sebatas nalarnya semata. 


Sehingga mengherankan ketika ada muslim yang nampak "good looking", sering di masjid, pemahaman agamanya baik, amar ma'ruf nahi mungkarnya teguh, hafiz dan serentetan kepribadian muslim lainnya yang diajarkan oleh Rasulullah SAW malah kemudian di cap sebagai pembawa radikalisme.


Inilah era ketakutan akan kebangkitan Islam, disaat pemuda-pemudi berbondong-bondong mempelajari Islam, nyaman dengan ajaran keislamannya, bahagia dengan penampilan Islamnya maka desas-desus terhadap keislaman itu sendiri di jadikan sebagai bumerang. 


Wajar jika kemudian pribadi yang "good looking", pemahaman agamanya bagus ditambah dengan akhlakuk karimah yang mempuni menjadikan masyarakat menjadi simpatik dan tertarik. Demikianlah Islam mengajarkan muslim dalam berinteraksi.


Tetaplah menjadi "good looking person" yang selalu terikat hatinya pada masjid, sopan tatakramanya, lembut berbicaranya dan kuat pemahaman agamanya. Yang senantiasa dekat dengan Allah dan mengamalkan sunnah Rasulullah.[Penulis: Uli Akbar, Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Bimbingan Konseling Islam UIN Ar-Raniry]

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Benarkah Muslim "Good Looking" itu Radikal ?

Terkini

Topik Populer

Iklan