Bulan Ramadhan selalu menjadi yang ditunggu-tunggu oleh umat beragama Islam, karena kemuliaannya, karena kebersamaannya, serta ke ikhlasannya dalam berbagi.
Ella Fitriana
SUDAH berbulan-bulan rasanya, jagad informasi dikuasai
oleh satu topik "Corona". Lelah dan bosan adalah dua hal yang tak
dapat dihindari. Bagaimana tidak? Setiap detik dan menitnya selalu bermunculan
berita-berita terbaru terkait kasus ini.
Indonesia yang awalnya adem ayem, mulai beberapa minggu
belakangan ini geger dengan adanya dua orang WNI yang terinfeksi virus ini.
Berlanjut hingga kemarin telah tercatat 790 positif (covid-19), 31 orang
dinyatakan sembuh, dan 58 orang meninggal dunia. Jika di persentase jumlah
kematian lebih besar dari tingkat kesembuhan.
Tingkat kewaspadaan masyarakat pun meningkat. Social
distancing mulai dilakukan. Menjauhi keramaian dan berdiam diri di rumah
menjadi pilihan. Namun satu pertanyaan saja.
"Apa kabar Ramadhan tahun ini?"
Hanya tinggal menghitung hari, bulan Ramadhan akan
datang menghampiri. Biasanya di tahun-tahun sebelumnya topik ini telah menjadi
perbincangan. Mulai dari melonjaknya harga bahan pokok, sampai fashion untuk
menyambut hari raya idul Fitri.
Bahkan hari ini, suasana menyambut bulan Ramadhan
masih belum terasa. Jagad raya masih disibukkan dengan penanganan kasus Covid-19. Apa jadinya jika bulan Ramadhan dilakukan
#dirumahsaja? Bulan dimana terdapat banyak kemuliaan disetiap malamnya.
Salat tarawih dan tadarus Al-Qur'an yang biasanya
dilakukan di masjid secara berjamaah, kini terancam tak dapat dilakukan. Lantas
apa yang akan menjadi kenangan di Ramadhan tahun ini?
Saat- saat yang paling ditunggu-tunggu adalah ketika
akan berburu takjil (jajanan buka puasa) dan suara marbot (pengurus masjid)
masjid yang membangunkan untuk sahur, serta rombongan anak-anak kampung yang
rela berkeliling hanya untuk memastikan setiap rumah telah terjaga.
Banyak hal yang akan selalu dinantikan saat bulan
Ramadhan. Banyak cerita yang hanya dapat menjadi kenangan bersama keluarga.
Masih begitu terasa suasana Ramadhan tahun lalu,
orang-orang berbondong-bondong mendatangi stan makanan untuk mencari menu
berbuka puasa. Es buah, cendol, air kelapa, bakwan, pisang goreng, dan masih
banyak jajanan lainnya yang menjadi incaran para pembeli. Berdesakan bukan hal
yang mesti dihindari, namun harus dihadapi. Namun untuk saat ini, berdekatan
saja sudah tidak diperbolehkan apalagi harus berdesakan.
Belum lagi untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri.
Berbagai persiapan harus dilakukan, membuat kue lebaran, membeli baju baru,
serta berhujung dengan bersilaturahmi dengan keluarga dekat dan juga keluarga
jauh.
Walaupun sudah ada media sosial untuk dapat
berkomunikasi, namun itu saja tidak akan cukup. Bertemu langsung dan bertatap
muka akan menjadi kepuasan tersendiri. Berbeda jika hanya melalui media massa.
Saat ini, masyarakat hanya dapat berdoa agar musibah
ini cepat berlalu sebelum Ramadhan tiba, agar dapat menikmati indahnya
kebersamaan. [Ella Fitriana, Mahasiswi Prodi Komunikasi
dan Penyiaran Islam UIN Ar-Raniry].
BACA JUGA: