Marzatillah
Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19) atau lebih dikenal dengan virus Corona telah
menjadi isu viral diberbagai belahan dunia. Virus yang berasal dari Wuhan,
China ini telah tersebar ke seluruh dunia. Laporan dari Johns Hopkins
University and Medicine menyebutkan, per 24 Maret 2020 pukul 11.30 WIB, kasus
COVID-19 yang dikonfirmasi mencapai 381.499, kematian sebanyak 16.556 dan
pasien sembuh sebanyak 101.794. Khusus untuk Indonesia, Kementerian Kesehatan
merilis, hingga 24 Maret 2020 pukul 11.30 WIB, pasien positif COVID-19
berjumlah 557 orang, pasien sembuh 30 orang dan meninggal dunia 49 orang.
Menyikapi
hal tersebut, pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai kebijakan. Salah
satunya adalah social distancing yakni menjaga jarak kontak antar
manusia. Hal tersebut dimaksudkan agar kemungkinan penularan virus yang terjadi
melaui organ mata, hidung dan mulut dapat diminimalisir. Selain social distancing,
pemerintah juga meminta masyarakat untuk melakukan isolasi mandiri serta
melarang masyarakat untuk berkumpul dan membuat keramaian.
Para
siswa dan mahasiswa juga diminta untuk belajar di rumah. Kegiatan pembelajaran
di sekolah dan bangku kuliah diganti dengan pembelajaran berbasis online. Ujian
Nasional 2020 juga ditiadakan. Aparatur sipil negara juga diminta bekerja dari
rumah. Masyarakat diminta melakukan isolasi mandiri yakni berdiam diri di rumah. Semua itu
dimaksudkan untuk memutus rantai penyebaran virus Corona.
Tidak Taat
Berbagai
langkah yang dilakukan pemerintah untuk pencegahan Virus Corona adalah upaya
dan bentuk perlindungan pemerintah terhadap rakyatnya. Sayangnya, sebagian
masyarakat mengabaikan instruksi tersebut bahkan tidak sedikit yang
mengolok-olok.
Sebagai
contoh, orang
yang sedang menyandang status
Orang Dalam pemantauan (ODP).
Dia diimbau untuk mengisolasi diri
di rumah. Namun faktanya, ia justru ditemukan berkeliaran di pasar. Akibat
ulahnya itu, penyebaran virus Corona bertambah parah.
Ada
pula kasus lain. Masyarakat diminta untuk menghindari keramaian atau membuat
keramaian. Namun masyarakat di kota Banda Aceh justru berkumpul di warung kopi.
Pemerintah bahkan harus menurunkan tim gabungan dari Polresta Banda Aceh, Kodim
0101/BS, elemen Pemerintah Kota Banda Aceh, termasuk dari Satpol PP dan WH
untuk melaksanakan razia warung-warung kopi yang masih banyak didatangi para
pengunjung
Selain itu banyak
masyarakat yang bereaksi berlebihan dalam
memborong makanan, masker dan hand sanitizer. Hal tersebut
membuat harga makanan melambung. Harga gula pasir kini mencapai Rp 20.000/kg,
sementara masker dan hand sanitizer justru hilang dari peredaran.
Stimulus Corona
Sikap
masyarakat yang enggan melakukan isolasi dan memilih berkumpul di warung kopi
tidak layak ditoleransi. Namun ada masyarakat lain yang seharusnya mendapat
perhatian lebih. Mereka adalah pedagang kecil dan masyarakat yang hanya
mendapatkan penghasilan harian dari usaha mereka. Penjual jambu dan mentimun di
trotoar Universias Syiah Kuala dan jembatan Simpang 5
Banda Aceh adalah contoh kecil yang bisa kita lihat setiap hari. Bagi mereka,
isolasi berarti tidak makan seharian dan bila isolasi terus terjadi,
mereka juga akan mati, bukan karena Corona, tapi karena kelaparan.
Agar
isolasi dan social distancing berjalan maksimal, pemerintah
seharusnya juga memikirkan bagaimana nasib masyarakat menengah ke bawah.
Sebelum isolasi dan social distancing diberlakukan, pemerintah
seharusnya telah memberikan stimulus virus Corona seperti Bantuan Langsung
Tunai (BLT) yang tepat sasaran, pembuatan dapur umum yang terkontrol, pemantauan
kesehatan terpadu dan berkala dan berbagai stimulus lainnya. Selain itu,
pemerintah juga perlu menjaga harga komoditi serta menindak pelaku yang
terlibat dalam permainan harga pasar.
Akhirnya, kita
semua harus sadar bahwa virus Corona itu berbahaya dan mengancam kita semua.
Pemerintah harus bertindak tepat dan memahami masyarakat sementara masyarakat
harus taat. Tanggungjawab penyebaran dan dampak virus ini tidak cukup hanya
diberikan kepada paramedis, pemerintah atau masyarakat semata. Dibutuhkan keterbukaan
dan kerjasama yang solid agar virus ini segara pamit. Aamiin. [ Marzatillah, Mahasiswi Prodi
Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Ar-Raniry].