WASATHA.COM Banda Aceh - Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI)
Tgk Chik Pante Kulu menggelar kegiatan Internasional Guest Lecture. Acara yang
dikemas dalam bentuk seminar tersebut mengangkat tema "Update Issue And Challenges
Islamic Education In Australia"di aula kampus STAI, Darussalam, Banda
Aceh, Kamis (21/11).
Seminar
tersebut diikuti oleh 100 peserta yang terdiri dari mahasiswa, dosen STAI serta
guru dari beberapa sekolah di seputaran Banda Aceh dan Aceh Besar.
Adapun
pematerinya adalah pendiri Ashabul Kahfi Islamic Center Sydney, Australia Dr.
Teuku Chalidin Yacob, MA, JP yang merupakan putra Aceh asal Pidie yang saat ini
bermukim di Australia.
Ketua
panitia Burhanuddin MA mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan Prodi Pendidikan
Agama Islam (PAI) STAI Tgk Chik Pante Kulu itu sebagai upaya dalam merespon isu
pendidikan Islam yang semakin berkembang terutama di dunia barat.
“Dalam hal
itu kita melihat ada banyak orang Aceh yang berdiaspora di luar negeri dan
menjadi tokoh di luar negeri yang berjuang mengembangkan Islam dan pendidikan
Islam. Salah satunya adalah Dr. Chalidin Yakop, MA yg merupakan putra asli
Pidie. Beliau saat ini menjadi tokoh Muslim Australia dan Asia yang telah
lalang melintang berjuang mengembangkan
pendidikan Islam melalui berbagai komunitas dan lembaga Ashabul Kahfi Center
yang beliau dirikan,” kata Burhanuddin.
Ketua STAI
Tgk Chik Pante Kulu Tgk Jamaluddin Thaib, MA dalam sambutannya saat membuka acara
mengatakan menyambut baik atas terselenggaranya kegiatan tersebut dan
berterimakasih kepada semua panitai yang terlibat.
Menurutnya
kegiatan seperti ini sangat penting dilaksanakan agar kita semua mengetahui
tentang proses dan tahapan perkembangan Islam dan pendidikan Islam yang saat
ini terus meningkat di dunia luar.
Selain itu
Pimpinan Dayah Tgk Chik Pante Kulu berharap dengan adanya kegiatan ini para
mahasiswa dan peserta yang hadir dapat menggali dan menyerap pengalaman dan
pengetahuan yang pemateri sampaikan.
“Yang
terpenting adalah dapat diimplementasikan
dan diwujudkan dalam pengamalan dan dakwah Islam di Aceh tercinta ini,
terutama dari sisi ketokohan dan perjuangan beliau yang hingga saat ini telah
mengharumkan nama Aceh di Asia. Kemudian juga diharapkan agar para peserta
mendapatkan wawasan tentang tantangan dan perkembangan pendidikan Islam diluar
negeri khususnya di Australia,” kata Tgk Jamaluddin.
Sementara
itu pemateri Dr. Teuku Chalidin Yacob dalam paparannya menceritakan tentang
sejarah awal mula kedatangan Muslim Melayu sebagai penemu benua Australia.
Menurutnya muslim Bugis datang 150 tahun lebih dulu dari kedatangan James Cock
pada tahun 1770 yang mengklaim wilayah Australia sebagai wilayah mereka.
Ia
menambahkan dengan kedatangan muslim Bugis lah dari situ dimulainya pendidikan
dan kebiasaan masyarakat Aborigin berasimilasi dengan kebudayaan Bugis. Dan
semenjak itu pula proses kedatangan masyarakat muslim ke Australia semakin
berkembang hingga hari ini.
“Namun
tantangan dan isu-isu pendidikan Islam hari ini menjadi lebih menarik di kalangan
warga negara Australia. Terlebih setelah kasus penyerangan warga muslim di
Selandia Baru beberapa waktu yang lalu. Saat ini keinginan warga Australia
untuk mengenal Islam secara lebih dekat semakin bertambah. Bahkan dan ada
diantara mereka yang menerima Islam dan memeluk Islam setelah mereka mengkaji
dan mempelajarinya. Dan ini tentunya menjadi berkah bagi ummat Islam yang
tinggal di negara orang,” pungkasnya.[]