WASATHA.COM, BANDA ACEH - Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Syiah Kuala (FKH Unsyiah) menggelar konferensi internasional The
1st Internasional Conference on Veterinary, Animal, and Enviromental Sciences
(ICVAES) 2019 di Aula FKH Unsyiah, 15-17 Oktober 2019.
Konferensi ini mengangkat tema tentang Penguatan Keamanan
Pangan dan Lingkungan Melalui Pengembangan Riset dan Teknologi dalam Ilmu
Kedokteran Hewan, Hewan, dan Lingkungan.
Wakil Rektor Unsyiah Bidang Akademik, Prof. Dr. Ir. Marwan
mengapresiasi civitas FKH yang melaksanakan konferensi internasional pertama di
bidang ilmu kedokteran hewan.
Menurutnya tema yang dibahas dalam konferensi ini merupakan
isu global yang sangat penting. Sebab saat ini, permintaan makanan aman yang
berasal dari hewan semakin meningkat di dunia. Konsumen menuntut produk hewani
yang bersih dan steril baik dari lingkungannya, produksi, pemrosesan, hingga
pengemasannya.
Untuk itu, penelitian di bidang kedokteran hewan, produksi
hewan, dan lingkungan memainkan peran penting dalam pengembangan ketahanan dan
keamanan pangan.
“Akhir dari target ini juga untuk mencegah masalah
kesehatan, termasuk zoonosis yang dapat mempengaruhi manusia sebagai konsumen,”
ujarnya.
Ia berharap ICVAES 2019 menjadi forum efektif bagi
akademisi, peneliti, dan praktisi untuk memajukan pengetahuan, penelitian, dan
teknologi di bidang kedokteran hewan. Ia juga mendorong sivitas FKH Unsyiah
untuk terus berkiprah dalam upaya menguatkan kesejahteraan pangan dan
lingkungan.
Dekan FKH Unsyiah, Dr. drh. Muhammad Hambal menyebutkan ada
68 dari 76 paper yang berhasil melewati proses seleksi dan akan dipresentasikan
secara oral dan poster melalui lima panel. Jurnal yang lolos seleksi akan
dipublis di E3S Web of Conferences yang terindex oleh Scopus, Thompon Reuters,
Proquest, EBSCO, CAS, dan DOAJ.
Konferensi ICVAES 2019 menghadirkan enam pembicara utama,
yaitu Prof. Dr. Drh. Bambang Purwantara, M.Sc. (Institut Pertanian Bogor),
Prof. Dr. Faridah Hj. Hassan (Universiti Teknologi MARA), Dr. Joe Figel
(Highline College Department of Biology Des Moines, USA), Dr. Nadine Ruppert
(School of Biological Sciences, Universiti Sains Malaysia), Dr. Julie Duboscq
(The French National Centre ofScintific Research (CNRS, Prancis), dan Dr. Noor
Khalidah Abdul Hamid (Pusat Pengajian Sains Kajihayat, Universiti Sains
Malaysia).[]