WASATHA.COM, BANDA ACEH – Sejumlah penyelam muda dari
Ocean Diving Club (ODC) Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala
(Unsyiah) yang tergabung dalam Jaringan Kerja Reef Check Indonesia (JKRCI)
kembali melakukan monitoring di perairan Aceh Besar yang ke-11 kalinya.
“Monitoring ini merupakan salah satu bentuk kepedulian
secara nyata yang dilakukan oleh Ocean Diving Club untuk melestarikan ekosistem
terumbu karang, khususnya yang berada di perairan Aceh,” jelas Ketua Umum ODC
Unsyiah, Puad Batari Harahap di Banda Aceh, Kamis (31/10).
Puad menngatakan, pengambilan data reef check ini telah
dilakukan ODC selama 11 tahun terakhir, sehingga data ekosistem terumbu karang
terdata secara berkesinambungan di beberapa titik yang telah dipilih.
“Data ODC telah membantu pemerintah dalam penetapkan
kawasan-kawasan Konservasi perairan Aceh,” jelasnya.
Sebelumnya, tanggal 19 dan 20 Oktober pengambilan data
dilakukan di tiga titik perairan Krueng Raya dan tiga titik pada tanggal 26
Oktober, dilanjutkan di lokasi berbeda yaitu di Ujung Pancu.
Ia mengatakan, ekosistem terumbu karang di Aceh Besar
keberadaannya sangat memiliki nilai penting bagi perairan baik secara ekologis
maupun ekonomis. Terumbu karang sangat mudah terpengaruh oleh kondisi
lingkungan baik secara fisik maupun biologisnya.
Menurutnya, akibat dari dampak negatif yang ditimbulkan
secara langsung ataupun tak langsung pada terumbu karang akan menyebabkan
menurunnya fungsi ekologis.
Pengambilan data ekosistem terumbu karang dengan metode Reef
Check, di Krueng Raya (Lhok Mee, Teluk Ahmad Rhang Manyang, Benteng Inong Bale)
dan Ujong Pancu (Pulau Tuan, Lhok Mata Ie, Lhok Keutapang) merupakan lokasi
tetap pemantauan ekosistem terumbu karang oleh Ocean Diving Club selama 11
tahun terakhir.
Ketua Panitia, Taisir Afrian mengatakan kegiatan ini
dilangsungkan dalam rangka memperingati Reef Check Day 2019.
“Reef Check Day sendiri adalah kegiatan monitoring ekosistem
terumbu karang yang dilakukan pada tanggal 22 Oktober di seluruh dunia. Namun
dikarenakan perbedaan kondisi cuaca disetiap daerah, maka ODC Unsyiah melakukan
pengambilan data pada tanggal 19, 20, dan 26 Oktober 2019,” katanya.
Ia menambahkan, meskipun dengan keadaan cuaca yang kurang
bersahabat, hal tersebut tidak menyurutkan semangat para collector data untuk
melakukan tugasnya.
Taisir menjelaskan, data hasil monitoring ini nantinya akan
dimasukkan kedalam data base terumbu karang Aceh yang dikelola oleh Ocean
Diving Club dan juga akan dikirim ke Yayasan Reef Check Indonesia di Bali.
Kemudian hasil tersebut akan dijadikan sebagai informasi
mengenai kondisi ekosistem terumbu karang Aceh untuk Indonesia.[]