WASATHA.COM, BANDA ACEH - Kepala Badan Nasional Penanggulangan
Terorisme (BNPT), Komjen Pol Suhardi Alius MH mengajak ribuan mahasiswa
Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) untuk menangkal paham radikalisme dan
terorisme.
Ajakan ini ia sampaikan dalam kuliah umum “Resonansi Kebangsaan &
Bahaya serta Pencegahan Paham Radikalisme dan Terorisme” yang berlangsung di
Gedung AAC Dayan Dawood, Banda Aceh, Kamis (31/10).
Dalam penyampaiannya, ia menegaskan jika saat ini kedua paham tersebut
semakin mudah disebar dengan kemajuan teknologi. Handphone menjadi salah satu
media ampuh dalam menyebarkan pikiran-pikiran buruk.
Lanjutnya, hampir setiap orang di Indonesia memiliki akses untuk
menerima dan menyebarkan informasi. Bahkan, para teroris menggunakan media
sosial dalam menyebarkan pahamnya.
“Salah satu target doktrin mereka adalah mahasiswa karena dianggap masih
muda, emosi belum stabil, memiliki semangat tinggi, dan sedang mencari jati
diri. Para mahasiswa perlu kewaspadaan terhadap hal ini,” ujar Suhardi.
Untuk itu lanjutnya, dibutuhkan sifat tabbayun dan kroscek setiap kali
menerima informasi. Terlebih lagi saat ini, berita hoax begitu banyak beredar.
Ia juga mengajak para civitas akademika perguruan tinggi untuk berperan dalam
pencegahan paham radikalisme dan terorisme.
Para akademisi dapat berperan sebagai agen perubahan sekaligus
memberikan koreksi konstruktif positif kepada penyelenggara negara.
Dalam kesempatan yang sama, Suhardi menegaskan jika terorisme dan
radikalisme tidak boleh diidentikkan dengan agama Islam. Sebab ajaran Islam
sangat menjunjung tinggi nilai persaudaraan dan perdamaian.
Ia juga mendefinisikan radikalisme dalam empat klasifikasi, yaitu
intoleransi, anti pancasila dan NKRI, penyebaran paham takfiri, serta
menyebabkan disintegrasi bangsa.
Sementara itu, Rektor Unsyiah Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng. IPU
memastikan tidak ada bibit radikal di kampus Unsyiah. Para mahasiswa Unsyiah
fokus untuk membangun Aceh sekaligus berjuang menuju Indonesia emas di tahun
2045.
“Unsyiah adalah tempat perubahan peradaban di Aceh, sesuai dengan semangat
para pendirinya,” ujar Samsul. []