Laporan: Rouzatul Jannah
WASATHA.COM, Bireun - Seruan Aksi Jangan Bakar Hutan di tampilkan di Aceh
International Percussion berhasil menarik perhatian ribuan masyarakat
yang hadir, Senin malam, (14/10/2019)
Seruan Aksi tersebut ditampilkan oleh seorang anak kecil dengan membawa tulisan “Jangan Bakar
Hutan, Kami ingin sekolah”.
Gerakan aksi ini ditampilkan oleh Kana Art
Institute dalam music kontemporer dengan judul "Asa Ujung Naggroe".
Aksi ini dipadukan dalam tabuhan music yang berasal dari sampah (barang bekas) tidak digunakan lagi seperti botol, batok, drum air dan timba cat.
Aksi ini dipadukan dalam tabuhan music yang berasal dari sampah (barang bekas) tidak digunakan lagi seperti botol, batok, drum air dan timba cat.
Selain alat music dari barang
bekas juga terdapat beberapa alat music lainnya seperti rapai, gitar,
serunekalee, suling dan simbal.
“kami ingin menyampaikan pesan
kepada semuanya untuk bersama menjaga lingkungan, dimana saat ini Indonesia
sedang darurat Asap, banyak saudara kita yang tidak sekolah karena asap, jadi
dalam penampilan ini kami ingin semuanya menjaga tanah air kita,” kata Auni,
salah satu pemain Kana Art Institute.
Dalam penampilan ini Kana Art mengusung
ide tentang kegunaan lain dari sampah yang sering kali kita menjudge sebagai
barang bekas yang tidak memiliki kegunaan, seperti tempat sampah, dimana kita sering
menganggap remeh sebagai buangan. Hal tersebut dibenarkan
oleh Ibu Tenri Selaku pimpinan Kana Art saat dijumpai Wasatha.com
“Biasanya kita selalu menganggap
sampah itu sesuatu yang sudah tidak berguna, namun tidak di tangan kami, kami merubahnya menjadi sebuah pesan yang
bernilai," katanya.
Selain itu, dalam tampilan ini
Kana Art mengajak Indonesia untuk bersama-sama merasakan yang telah ada
dan menjaga sesuatu yang telah ada.
Seperti dalam liriknya “Nyoe yang kana beu jeut ta rasa, Nyoe yang kana beu jeut ta jaga" (Ini yg sudah ada, baiknya di rasakan, Ini yang telah ada sebaiknya kita jaga).
Seperti dalam liriknya “Nyoe yang kana beu jeut ta rasa, Nyoe yang kana beu jeut ta jaga" (Ini yg sudah ada, baiknya di rasakan, Ini yang telah ada sebaiknya kita jaga).
Sesuai dengan Pernyataan Ibu Tenri “kami ingin mengajak semua merasa anugerah yang telah ada dan
menjaganya bersama”.[]