WASATHA.COM,
BANDA ACEH – Mahasiswa
yang tak terima Lapangan Tugu Darussalam digembok portal gerbang masuknya saat
ingin melaksanakan penutupan Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan (PBAK)
Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh itu membongkar secara paksa
gembok tersebut pada Rabu (28/8) siang.
“Waktu kami datang ke
sana (Lapangan Tugu) ternyata lapangannya itu digembok,” kata Rahmad Ali,
Koordinator Lapangan (Korlap) PBAK UIN Ar-Raniry.
BACA: Sempat Digembok, Mahasiswa Baru UINAr-Raniry Duduki Lapangan Tugu Darussalam
BACA: Sempat Digembok, Mahasiswa Baru UINAr-Raniry Duduki Lapangan Tugu Darussalam
Tak terima dengan hal
tersebut, para mahasiswa yang ingin melaksanakan penutupan PBAK itu kemudian
membongkar secara paksa gembok tersebut dan menduduki Lapangan Tugu Darussalam.
Menurut Ali, pihaknya
hanya mengirimkan surat pemberitahuan untuk pemakaian lapangan tersebut, bukan
surat permintaan izin dikarenakan Lapangan Tugu Darussalam merupakan milik
bersama dari tiga perguruan tinggi.
BACA: Surat Rektor Unsyiah Bikin Heboh, Asrama Putri UIN Diminta Dikosongkan
BACA: Surat Rektor Unsyiah Bikin Heboh, Asrama Putri UIN Diminta Dikosongkan
Hal tersebut membuat
Rektor UIN Ar-Raniry, Prof Warul Walidin berkomentar di depan mahasiswa baru mengenai
sejarah Tugu Darussalam itu pada penutupan PBAK.
Rektor UIN mengatakan
awal mula berdirinya Tugu Darussalam merupakan milik rakyat Aceh yang kemudian
diberi hak yang sama untuk tiga perguruan tinggi yang ada di daerah setempat
yakni, UIN Ar-Raniry, STAI Tgk Chik Pante Kulu dan Universitas Syiah Kuala.
BACA: KlarifikasiUnsyiah Terkait Penggunaan Lapangan Tugu Darussalam
BACA: KlarifikasiUnsyiah Terkait Penggunaan Lapangan Tugu Darussalam
“UIN Ar-Raniry adalah
bagian yang tak terpisahkan dari Kopelma Darussalam, kita diberi hak yang
sama-sama untuk memperjuangkan Lapangan Tugu Darussalam,” katanya.
Kopelma Darussalam
merupakan kawasan pendidikan yang diberikan oleh rakyat Aceh untuk sarana
pengembangan pendidikan masyarakat Aceh.
Mulai
saat itu, semua komponen rakyat Aceh ikut mencurahkan pikiran dan tenaga serta
bekerja bahu membahu dalam membangun Darussalam sehingga berdirinya Universitas
Syiah Kuala dan IAIN Ar-Raniry.
Polisi,
tentara, pegawai, anak sekolah, rakyat di sekitar perkampungan Darussalam,
turut serta bergotong royong dengan penuh keikhlasan untuk mendirikan dan
menyumbangkan tenaga bagi pembangunan Darussalam, yang dipandang sebagai “Jantong
Hate Rakyat Aceh”
Ia juga mengatakan,
UIN yang dulunya IAIN juga sama-sama dan bersinergi dalam membangun Masjid
Kopelma Darussalam dengan Unsyiah dan STAI Tgk Chik Pante Kulu.[]