Foto: Rina/Mirajnews.com |
Di usia yang masih muda, Pipit telah banyak
menorehkan prestasi pada cabang olahraga Pencak Silat di dalam maupun di luar
negeri.
Menurutnya, Pencak Silat adalah budaya bangsa
yang ingin ditunjukkannya kepada dunia bahwa Pencak Silat bisa lebih dari itu.
“Klasik banget ya kalau Pencak Silat hanya
dianggap sebagai budaya bangsa, nah saya ingin menunjukkan bahwa pencak silat
bisa lebih dari itu,” kata Pipit seperti diberitakan Mirajnews.com.
Sejak memasuki Sekolah Menengah Pertama (SMP)
hingga Sekolah Menengah Atas (SMA), Pipit sudah mengenyam pendidikan di sekolah
atlet Ragunan. Kemudian Pipit mengambil jurusan Olahraga di salah satu
Universitas di Jakarta.
Pipit kini bertanding mengenakan hijab sejak
belum lama ini, tetapi ia sadar bahwa hijab adalah busana wajib bagi
muslimah.
“Kebetulan saya berhijab belum lama, baru 2 tahun
terakhir. Tetapi saya sadar bahwa wanita itu wajib mengenakan hijab,” ujar
Pipit dengan penuh keyakinan.
Selama bertanding mengenakan hijab, Pipit tidak
pernah merasa dipersulit. Karena menurutnya Pencak Silat adalah jenis olahraga
yang sakral dan sangat Islami.
“Selama ini tidak ada batasan untuk pakai hijab
atau tidak, bahkan ada beberapa atlet dari negara lain yang bertanding
mengenakan cadar (nikob). Selama kita nyaman, dan selama kita tidak terganggu,”
ujarnya yakin.
Berkat hasil kerja kerasnya, Pipit sudah membawa
nama baik Indonesia dalam beberapa event internasional, diantaranya Test Event
SEA Games Myanmar 2013, Asian University Games 2014, Asia Championship Korea,
Sea Games Malaysia 2017, dan saat ini Pipit berhasil memberikan mendali emas
untuk Indonesia pada cabang olahraga pencak silat Test Event Asian Games 2018.
Pipit merasa sangat bersyukur karena diberi
kesempatan untuk maju bertanding pada Asian Games Agustus 2018 mendatang.
Menurutnya hal ini adalah kesempatan terbaik, ia juga menyambut ini dengan
penuh semangat dan bahagia.
Sejauh ini, persiapan yang sudah dilakukan Pipit
dan kawan-kawan adalah meningkatkan stamina fisik dan kualitas dari tehnik.
“Dari apa yang saya rasa, kali ini adalah
pertandingan terbaik yang pernah saya mainkan. Kalau untuk putri, teknik yang
dipakai biasanya standar di pukulan dan tendangan. Khusus untuk Asian Games
ini, saya minta kepada coach untuk didampingi mempertajam
teknik-teknik lain seperti guntingan dan bantingan,” katanya.
Untuk Pipit, semua pemain adalah lawan
terberatnya. “Selama ini saya tidak pernah memikirkan lawan, biar lawan yang
memikirkan saya,” ucap Pipit dibumbui senyum manisnya. (Risma Tri Utami
| Mi’raj News Agency)