Sujud merendahkan diri, menghamba kepada Sang Khalik di malam-malam terakhir Ramadhan seraya memohon ampunan adalah amalan yang diamanahkan Rasulallah Saw kepada kita. Malam itu, semua makhluk tunduk dan bertasbih memuji Allah Swt
Arif Ramdan |
DUA puluh hari Ramadhan sudah berlalu, malam ini kita memasuki fase sepuluh terakhir, hari di mana ibadah dan lelah kita dalam mendekatkan diri kepada Allah Swt akan semakin dilipatgandakan pahalanya.
Sepuluh hari terakhir adalah malam di mana Al Qadar turun, malam terbaik dari seribu bulan, malam di mana Jibril dan para malaikat lainnya atas izin Allah Swt turun ke bumi untuk membawa segala urusan. Selamatlah malam itu, hingga terbit fajar.
Betapa indah kalimat Alquran dalam Surat Al-Qadar tersebut, Jibril turun ke bumi mencatat mendengar dan mengabulkan segala doa manusia atas izin Allah Swt. Malam penuh berkah yang sering luput bahkan terlupakan, terkalahkan dengan nafsu dunia jelang hari Raya Idul Fitri.
Al-Qadar adalah malam kemuliaan yang Allah Swt turunkan untuk umat Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam. Pada malam itu, yang kepastiannya mesti kita cari di malam-malam ganjil, kita diperintahkan banyak berzikir, berdoa, mohon ampun, merendahkan diri kehadapan Illahi dengan penuh harap.
Malam Al-Qadar itu pasti, baginda Nabi menyuruh umatnya mencari malam tersebut. Dalam satu riwayat dijelaskan sempat para sahabat berkumpul menanti Nabi akan mengumumkan kapan Al-Qadar tiba. Namun, pengumumuman itu tidak terjadi, Nabi hanya mengisyaratkan bahwa malam ampunan itu ada pada malam-malam ganjil.
Imam Bukhari meriwayatkan bahwa, Rasulullah SAW bersabda, “Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari sisanya.”
Banyak hadits berkait Lailatul Qadar yang dapat kita baca sebagai acuan agar ibadah kita lebih sempurna di malam sepuluh akhir Ramadhan. Agar kita tidak lena dengan amaliah dunia yang semakin menggoda, agar tidak lena dengan gemerlap hedonisme hari Raya Idul Fitri yang telah mengakar dalam budaya kita.
Kemuliaan malam Al-Qadar sungguh luar biasa, saat kita beribadah di malam itu dengan penuh khusyuk dan berharap ridha Allah Swt, maka pahala ibadah dan amalan pada malam itu sebanding dengan 1.000 bulan atau 83 tahun beribadah.
Sujud merendahkan diri, menghamba kepada Sang Khalik di malam-malam terakhir Ramadhan seraya memohon ampunan adalah amalan yang diamanahkan Rasulallah Saw kepada kita. Malam itu, semua makhluk tunduk bertasbih memuji Allah Swt.
Masihkan kita pongah, lalai dan mengumbar nafsu di pusat-pusat keramaian duniawi menjelang Idul Fitri? Syair religi dari Grup Bimbo, kiranya dapat mengetuk hati kita semua untuk kembali kepada semangat memburu malam Al-Qadar, jangan sampai kita kalah dengan angin dan pohon yang bersujud kepada Nya saat Al-Qadar turun ke bumi.
Margasatwa tak berbunyi/Gunung Menahan Nafasnya/ Angin pun Berhenti/ Pohon-pohon pun tunduk dalam gelap malam/Pada Bulan Suci Qur’an turun ke Bumi… []
* Penulis adalah Dosen pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry,Banda Aceh. Email : arif.ramdan@ar-raniry.ac.id
BACA JUGA:
Puasa Hoaks