Foto Google |
SEMUA orang sudah barang pasti
menginginkan hidup bahagia. Siapa yang tidak ingin hidupnya bahagia? Baik itu
bahagia di dunia, bahkan bahagia yang paling penting adalah di akhirat kelak.
Kebahagian
seseorang itu sejatinya memang tidak bisa diukur dengan banyaknya harta ataupun
kekayaan yang dimiliki, pangkat ataupun sebagainya. “Ya Allah berikan kami kebagahian hidup di
dunia dan di akhirat kelak, dan jauhkan kami dari panasnya azab api neraka,”
itulah doa yang sering terlontarkan dari mulut kita memohon kepada Allah.
Ibnu
Abbas ra menjelaskan ada tujuh indikator kebahagaian di dunia, yaitu:
Pertama, qolbun syakirun,
ialah hati yang selalu bersyukur. Maksudnya ialah selalu menerima apa adanya,
sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan. Inilah nikmat bagi hati kita yang
selalu bersyukur.
Kedua, al azwaju sholiha, pasangan hidup yang
saleh/salehah. Dengan memiliki pasangan hidup yang seperti ini akan menciptakan
suasana rumah dan keluarga yang sakinah, mawaddah warohmah (tenang, penuh cinta
dan kasih sayang) tanpa adanya keributan yang terjadi dalam bahtera rumah
tangga.
Ketiga, al aulaadul abror, anak yang saleh/salehah. Semua
orang tua pasti menginginkan untuk mempunyai anak yang sholeh, karna doa anak
yang saleh/salehah untuk orang tuanya akan dikabulkan Allah SWT.
Berbahagialah orang tua yang memiliki anak saleh/salehah.
Keempat, al biatu sholihah, yaitu lingkungan yang
kondusif untuk iman kita. Rasulullah SAW menganjurkan untuk bergaul
dengan orang-orang saleh/salehah yang selalu mengajak kepada kebaikan dan
mengingatkan bila kita salah.
Kelima, al maalul halal, mempunyai harta yang halal. Bukan banyaknya harta tapi halalnya harta yang dimiliki. Harta yang halal akan menjauhkan setan dari hati. Hati menjadi bersih, suci dan kokoh sehingga memberi ketenangan dalam hidup. Berbahagialah orang yang selalu menjaga kehalalan hartanya dengan teliti.
Keenam, tafaqquh fid dien,
memiliki semangat untuk memahami
agama. Dengan belajar ilmu agama, akan
membuat kita semakin cinta kepada agama dan semakin tinggi cinta kepada
Allah SWT serta Rasul-Nya. Cinta inilah yang akan memberi cahaya bagi hatinya.
Ketujuh, umur yang berkah. Umur yang semakin tua semakin saleh. Setiap detiknya diisi dengan amal ibadah. Semakin tua semakin rindu untuk bertemu dengan Allah SWT Sang Maha Pencipta. Inilah semangat hidup orang-orang yang berkah umurnya. Berbahagialah orang-orang yang umurnya berkah.
Semoga
Allah Ta’ala selalu memberikan kebahagian kepada kita semua, baik itu
kebahagian di dunia ini, dan kebahagaian
di akhirat. [Republikakhazanah]