BARANG Siapa
yang meninggalkan sesuatu perbuatan karena Allah, maka Akan akan
menggantikannya dengan yang lebih baik lagi. Ini merupakan salah satu hikmah
yang bisa kita gali dari puasa Ramadhan.
Bau
mulut yang tidak enak saat puasa akan dibalas dengan bau mulut yang begitu
menyenangkan di surga kelak. Bau yang dirasakan begitu wangi, bagaikan bau
minyak misk.
Dari
Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi
Allah daripada bau minyak misk.”
(HR. Bukhari no. 1894 dan Muslim no. 1151)
Ketika
berpuasa rasa haus dan lapar harus ditahan, bahkan badan terasa tidak
mengenakkan di siang hari. Kesulitan itu diganti dengan pintu Ar Rayyan yang
khusus bagi orang yang berpuasa. Perlu diketahui bahwa ar rayyan secara bahasa
berarti puas, segar dan tidak haus.
Dari
Sahl bin Sa’ad, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
“Sesungguhnya di
surga ada suatu pintu yang disebut “ar rayyan”. Orang-orang yang berpuasa akan
masuk melalui pintu tersebut pada hari kiamat. Selain orang yang berpuasa tidak
akan memasukinya. Nanti orang yang berpuasa akan diseru, “Mana orang yang
berpuasa.” Lantas mereka pun berdiri, selain mereka tidak akan memasukinya.
Jika orang yang berpuasa tersebut telah memasukinya, maka akan tertutup dan
setelah itu tidak ada lagi yang memasukinya.” (HR. Bukhari no. 1896 dan Muslim no. 1152).
Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena
Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik.” (HR. Ahmad 5: 363. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan
bahwa sanad hadits ini shahih)
Siapa
yang enggan mendatangi dukun atau tukang ramal lalu ia bertawakkal penuh pada
Allah, maka Allah akan memudahkan tawakkalnya. Siapa yang enggan meminta-minta
(mengemis), maka Allah akan menggantinya dengan memberikannya kecukupan dari
pekerjaannya. Siapa yang meninggalkan dusta, maka ia akan dihormati di mata
manusia. Siapa yang meninggalkan penipuan dalam jual beli, maka Allah akan
mendatangkan berkah pada jual belinya. Dalam hadits disebutkan,
“Kedua orang
penjual dan pembeli masing-masing memiliki hak pilih (khiyar) selama keduanya
belum berpisah. Bila keduanya berlaku jujur dan saling terus terang, maka
keduanya akan memperoleh keberkahan dalam transaksi tersebut. Sebaliknya, bila
mereka berlaku dusta dan saling menutup-nutupi, niscaya akan hilanglah
keberkahan bagi mereka pada transaksi itu” (Muttafaqun ‘alaih).
Siapa
yang meninggalkan riba, maka Allah akan membukakan keberkahan pada rezekinya.
Siapa yang meninggalkan melihat yang haram, maka Allah akan memberikan cahaya
pada pandangan dan hatinya. Siapa yang meninggalkan sifat pelit, maka ia akan
mulia di sisi manusia dan ia akan menjadi orang-orang yang beruntung. Allah Ta’ala
berfirman,
“Dan barangsiapa
yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang
beruntung.” (QS. At Taghabun: 16)
Siapa
yang meninggalkan sifat sombong dan memilih tawadhu’, maka Allah akan membuat
ia meninggikan derajatnya di dunia. Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasul
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidaklah seseorang
memiliki sifat tawadhu’ (rendah diri) karena Allah melainkan Allah akan
meninggikannya.” (HR. Muslim no. 2588).
Siapa
yang meninggalkan rasa dendam dan mudah memaafkan yang lain, maka Allah pun
akan menganugerahkan kemuliaan pada dirinya. Dari Abu Hurairah, ia berkata
bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidaklah Allah
menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin memuliakan
dirinya.” (HR. Muslim no. 2588).
Semoga
hikmah Ramadhan ini bermanfaat. Hanya Allah yang dapat memberi taufik dah
hidayahnya kepada kita semua yang berpuasa. [Mirajnews.com]
Baca Juga: