DALAM diri kita sendiri, mempunyai banyak kepribadian yang berbeda-beda,
ada yang ingin mempunyai sesuatu, tapi malas untuk berusaha, ada juga orang
yang mau berusaha mati-matian untuk menjadi orang yang sukses, tetapi hanya
sebahagian dari mereka yang berfikir untuk menjadi orang yang sukses.
Seorang yang
berfikir menjadi orang sukses ialah orang yang tidak pernah ada kata lelah
dalam hidupnya, meskipun hidupnya tidak seperti manusia normal lainya, namun
dia selalu berusaha yang terbaik untuk keluarganya.
Siapa Dia ?
Hamdanil, ia memiliki
kondisi fisik yang terbatas. Namun, dengan kondisinya yang terbatas itu tidak
membuat dia bermalas-malasan dalam mencari nafkah bagi keluarganya. Ia salah
seorang penyandang tunanetra, yang berjuang melawan kondisinya demi menghidupi
istri dan juga seorang putra yang kini duduk di kelas tiga sekolah dasar.
Hamdanil
mengalami kebutaan, tetapi kebutaan yang ia alami ini buka cacat sejak lahir.
Ia mengalami gangguan dimatanya pada usia 21 tahun, keluarganya sudah berusaha
yang terbaik untuk menyembuhkan penyakit yang di derita hamdanil, tetapi apalah
daya semua sia-sia. keluarga tercinta, tidak berhenti berusaha dan berharap
akan ada kesembuahan nantinya.
Sering terlihat
bila dikasih ujian sama Allah tidak mau berusaha lagi, apa lagi jika mata tidak
bisa melihat. Berbedahalnya dengan sosok Hamdanil, meskipun ia memiliki
kekurangan tetapi ia dapat membuktikan dirinya mampu berprestasi. Sudah dua
tahun lamanya, ia mengajar di Yayasan SLB-AB Bina Upaya Kesejahteraan para
cacat (BUKESTRA) Banda Aceh. Lelaki paruhbaya itu di kontrak sejak Tahun 2015.
Kehilangan
kemampuan untuk melihat, tidak menjadi hambatannya dalam proses belajar
mengajar. Justru ia berharap agar bisa menjadi orang yang sukses melebihi orang
normal.
Sosok hamdanil
merupakan salah seorang inspiratif bagi kehidupan kita, tidak bisa melihat
bukan berarti membuatnya berputus asa, dengan kemampuan yang dimilikinya,
hamdanil bisa menjadi seorang guru.
Setiap pagi
perjalanan hamdanil dari rumahnya di lamlangan menuju Yayasan SLB-AB
membutuhkan waktu 20 menit. Ia menyewa becak untuk transportasinya. Biaya yang
ia keluarkan setiap bulannya mencapai Rp 600. 000.
Meskipun
demikian, rasa lelah yang ia jalani, tidak membuatnya patah semangat dalam
mencari nafkah.
“Hamdanil
adalah guru yang sangat kami butuhkan, dan guru yang sangat kami banggakan,”
ujar Munawarman selaku kepala sekolah.
Dalam
undang-undang no. 8 Tahun 2016, dijelaskan bahwa disabilitas harus harus di
perkerjakan setidaknya 1% di instansi pemerintah, untuk membantu mencerdaskan
kehidupan bangsa.
Hamdanil,
selain menjadi guru, ia juga pernah menjadi ketua Koni provinsi Aceh pada Tahun
2011, dan berhasi membawa pulang dua keping emas.
Baca Juga : Beby Haryanti Dewi, Sosok di Balik Diary Dodol Seorang Istri
Pak hamdanil
juga mempunyai bakat dalam bermain musik, sampai saat ini ia belum bisa lepas
dari dunia musik. Setiap hari sabtu ia mengajari dan memainkan alat musik bersama
muridnya di Yayasan SLB-AB BUKESTRA.
Hamdanil
menceritakan awal mula ia terjun kedunia musik, sejak masa lajangnya, saat itu
ia hanya bisa bermain gitar. Namun, tahap kedua, ia melanjutkan belajar
musiknya di Jabal Ghafur Sigli, ia belajar drum, vokal, serta juga belajar
keyboard dengan mengikuti les kusus.
“Keahlian
Hamdanil dalam bermain musik cukup bagus, dan ia juga mengajari anak muridnya
bernyanyi dengan suara merdu yang ia miliki,” ungkap Nurul Huda guru SD SLB
BUKESTRA.
Selain mengajar ia juga bisa memijat, keahlian memijatnya juga menjadi tonggak ekonomi
keluarganya, Nursiah istri hamdanil sangat bersyukur di takdirkan menjadi
pendamping hidup Hamdanil, sosok Hamdanil dimatanya adalah seorang imam dan
kepala keluarga yang mempunyai semangat tinggi tanpa menyerah dalam mencari
nafkah.
Begitupun juga
dengan anak semata wayang Hamdanil yang sangat bangga dengan sang ayah yang
selalu menuangkan kasih sayang kepada keluarganya.
Sosok Hamdanil
kini membuka mata kita tentang kegigihan seseorang yang optimis, beliau
benar-benar telah melampaui semangat kita, yang sering mengeluh dan
membuang-buang waktu. Beliau adalah seorang guru yang mengajarkan arti
kehidupan yang penuh makna.
Hamdanil
berharap semoga masyarakat lain tidak seperti saya yang mempunyai keterbatasan.
“Semoga
masyarakat tidak memiliki keterbatasan seperti dirinya, dan terus lah bekarya,”
ujarnya [Vera Mauliza]/Dhi