Foto Google
RAMADHAN merupakan bulan sejuta rahmat, bulan keampunan dan kebaikan, sungguh banyak
sekali tersimpan bermacam cerita di dalamnya.
Berbicara puasa Ramadhan, tentu tak luput dengan berbicara
tentang hari raya (hari raya idul fitri). Seluruh lapisan masyarakat umat
muslim se-Nusantara merayakannya dengan bermacam tradisi dan cara, semua sanak
saudara yang berada yang di kota semua nya menuju kampung halaman untuk
merayakan hari raya bersama sanak saudara.
Namun, ada tradisi unik lain yang berada di masyarakat Aceh khususnya, yaitu tradisi blo bajee baro (beli baju baru) yang
seolah sudah menjadi kewajiban bagi setiap masyarakat, khususnya di aceh. Tradisi
ini tidak hanya dilakukan oleh anak-anak tapi juga orang tua, baik laki-laki
maupun perempuan.
Tradisi bloe bajee
baro ini telah membawa dampak yang sangat bagus terutama bagi penjual
pakaian, karena para pedagang bisa mendapatkan keuntungan yang berlipat dari
banyak nya pakaian yang laku.
Rafli julian (25) seorang pedagang asal Mountasik, Aceh
Besar menuturkan bahwa “pada saat bulan puasa, saya bisa mendapatkan keuntungan
tiga kali lipat daripada hari-hari biasa, hal ini karena banyak
nya masyarakat yang membeli baju baru untuk hari
raya, saya merasa senang dengan banyaknya laku pakaian karena dengan banyaknya
keuntungan kita bisa berbagi lebih banyak kepada masyarakat yang membutuhkan,
terutama fakir miskin”.
Selain itu, haji Daud Zakaria (47), pedagang asal Sibreh menuturkan bahwa “kamo seulaku ureung meukat,
bak buleun puasa nyo leubeh leu lagot dari pada uro-uro biasa, karena leu
ureung chik yang jak blo bajee baroe keu
aneuk maseng-maseng (kami selaku pedagang,
di bulan puasa ini lebih banyak laku
dagangan dari pada hari-hari biasa, karena banyak nyaorang tua yang membeli
baju untuk anaknya masing-masing)”.
Dari berbagai keterangan pedangang yang kami
wawancarai, bahwa blo bajee baroe ini
telah menjadi suatu tradisi di kalangan masyrakat, semoga bulan Ramadhan ini
bukan cuma ajang blo bajee baro tapi juga ajang peningkatan amal ma’ruf kita
kepada sang Khalik.
Penulis : Aja Nurfadhli (Mahasiswa Pendidikan Kimia, UIN Ar-Raniry)/Tek
Baca Juga :