MANUSIA hidup identik dengan
masalah. Sementara masalah itu untuk dihadapi, bukan ditinggal pergi.
Jika dihadapi, maka akan menjadi pembelajaran kedewasaan hidup
dan cambuk pelajaran dalam meniti langkah berikutnya.
Sementara jika ditinggal pergi, malam bisa akan semakin membesar
masalahnya. Akibat tak tertangani dan tak ada pilihan jawaban.
Namun, dalam
keterbatasan akal, pikiran buntu, hati yang gundah, dan seolah sudah tidak ada
lagi manusia yang akan menolongnya.
Saat itulah manusia bisa saja terdiam,
bengong, putus asa, lalu ambil jalan pintas. Entah melakukan tindak kriminal,
melakukan korupsi mengambil yang bukan haknya. Hingga ada yang bunuh diri jika
tanpa benteng iman kepada Allah. Na’udzubillaahi min dzalik.
Ternyata, masalah besar
pernah dihadapi juga oleh seorang Nabi, yaitu Nabi Yunus ‘Alaihis Salam.
Bagaimana bisa
dibayangkan dan dirasakan, Nabi Yunus ditelan ikan besar saat beliau dilempar
ke lautan lepas.
Tiga kesulitan yang
sangat dan berada dalam tiga kegelapan sekaligus: gelapnya dalam perut ikan
tentu sangat susah bernafas, gelapnya di dalam lautan tak mampu melihat apa-apa,
dan di tengah gelapnya malam tak bisa berbuat apa-apa.
Lalu, apa yang dilakukan
Nabi Yunus yang juga adalah manusia seperti kita juga?
Ya, beliau langsung
menyerahkan penyelesai problematikanya kepada Allah Robbul ‘Aalamiin. Tuhan
semesta alam. Dengan mentauhidkan-Nya, bertasbih memuji-Nya dan mengakui
kezaliman diri. Yakni dengan memperbanyak doa dzikir:
“Tidak ada Tuhan yang
berhak disembah kecuali Engkau (Ya Allah), Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku
adalah termasuk di antara orang-orang yang berbuat zalim/aniaya”.
Begitu sangat pentingnya
dzikir ini, Allah pun mengabadikannya di dalam Al-Quran:
“Dan (ingatlah kisah)
Dzun Nun (Nabi Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka
bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam
keadaan yang sangat gelap: “Bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah
selain Engkau. Maha suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang
yang zalim.” Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari
pada kedukaan, dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.” (Q.S.
Al-Anbiya’ [21]: 87-88).
Rasululah Shallallahu
‘Alaihi Wasallam pun menyebut betapa mustajabnya doa dzikir Nabi Yunus ini
dalam mengatasi berbagai kesulitan hidup tiap mukmin. Sabdanya:
“Doa Dzun Nuun (Nabi
Yunus) ketika ia berdoa dalam perut ikan paus adalah: “Laa ilaaha illaa anta,
subhaanaka, innii kuntu minadz dzaalimiin”. (Artinya: Tidak ada Tuhan yang
berhak disembah kecuali Engkau (ya Allah), Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku
adalah termasuk di antara orang-orang yang berbuat zalim/aniaya). Sesungguhnya
tidaklah seorang muslim berdoa dengannya dalam suatu masalah, melainkan Allah
kabulkan baginya.” (H.R. At-Tirmidzi).
Mengapa, begitu sangat
mudah bagi Allah dalam menyelesaikan masalah hamba-Nya, dengan doa dzikir Nabi
Yunus itu?
Ya, karena dalam doa itu
tersebut terdapat pengakuan pada ketauhidan Allah ‘azza wa jalla, pengakuan
akan ke-Mahasuci-an Allah, serta pengakuan terhadap setiap dosa, kesalahan dan
kedzaliman yang diperbuat diri sendiri.
Ini bermakna masih tetap
teguhnya pengakuan tauhidullah, pengakuan akan kekurangan dan kedzaliman diri,
serta sebenarnya adalah permohonan ampun (istighfar) pada Allah. Semua itu agar
Allah berkenan dengan segala ke-Mahabijaksanaan-Nya, ke-Mahakuasaan-Nya,
pertolongan-Nya dan kasih sayang-Nya, berkenan menolong hamba-Nya, yang sedang sangat
berharap akan Allajh. Walaupun selama ini tak menghiraukan-Nya. Bahkan
melalaiklan ibadah kepada-Nya.
Memang, hanya Allah
Dia-lah yang punya kuasa untuk mengampuni dosa dan mengabulkan doa kita. Serta,
hanya Dia semata yang bisa menghindarkan diri kita dari kesulitan.
“Atau siapakah yang
memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya,
dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai
khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat
sedikitlah kamu mengingati-(Nya).” (Q.S. An-Naml [27]: 62).
Semoga Allah berkenan
menyelesaikan segala masalah kehidupan kita dengan doa Nabi Yunus ‘alaihis
salam tersebut. [Ali Farhan Tsani/Mirajnews.com]