Krueng Geukueh, Aceh Utara — Masjid Besar Bujang
Salim di Keude Krueng Geukueh, Kecamatan Dewantara, menjadi salah satu masjid
bersejarah dan berperan penting dalam pembinaan keagamaan masyarakat Aceh
Utara. Masjid ini dikenal bukan hanya karena arsitekturnya yang megah
menyerupai Masjid Raya Baiturrahman, tetapi juga karena kiprahnya dalam
kegiatan sosial dan dakwah.
Masjid ini didirikan sekitar tahun
1921 oleh Teuku Bujang Salim bin Rhi Mahmud, seorang tokoh pejuang dan
dermawan yang mewakafkan tanahnya untuk pembangunan rumah ibadah umat Islam. Awalnya
berdiri dengan bentuk sederhana dengan ukuran awal bangunan adalah sekitar 20×15
meter. Seiring pertumbuhan jamaah dan dukungan dari
masyarakat serta pihak swasta seperti perusahaan-perusahaan lokal (PT AAF, PT
PIM, PT. Arun), serta pemerintah daerah, masjid ini diperluas beberapa kali.
Kini, masjid berkapasitas sekitar 2.500
jamaah itu dilengkapi dengan fasilitas modern seperti tempat wudhu yang
luas, aula, dan area parkir yang memadai. Arsitekturnya yang khas dengan lima
kubah utama menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung dan wisatawan religi.
“Masjid Bujang Salim bukan hanya
tempat beribadah, tetapi juga pusat silaturahmi, pendidikan, dan dakwah. Kami
ingin menjadikannya contoh masjid yang hidup dan memberi manfaat bagi
masyarakat,” ujar Tgk. Saifullah, Imum Syik Masjid Besar Bujang Salim.
Masjid ini juga pernah meraih penghargaan Juara 1 Masjid Percontohan Nasional kategori Ri’ayah (pemeliharaan dan pembangunan) dari Kementerian Agama RI tahun 2016, yang semakin mengukuhkan posisinya sebagai ikon kebanggaan Aceh Utara. Bupati Aceh Utara, Ismail A. Jalil, yang beberapa waktu lalu melantik pengurus baru masjid ini, menyampaikan harapannya agar pengurus dan jamaah terus menjaga semangat kebersamaan dan keindahan masjid.
“Masjid Bujang Salim adalah simbol
semangat gotong royong masyarakat Dewantara. Mari kita rawat bersama agar terus
menjadi cahaya bagi umat,” ujarnya.
Dengan sejarah panjang, arsitektur
megah, dan aktivitas keagamaan yang dinamis, Masjid Besar Bujang Salim terus
menjadi pusat spiritual sekaligus kebanggaan masyarakat Aceh Utara. [Cut Aisyah]