Iklan

Iklan

Rektor USK : Kunci Pembangunan Aceh adalah Nilai Pendidikan Inklusif dan Berkeadilan

9/02/25, 21:11 WIB Last Updated 2025-09-02T14:11:29Z

Rektor USK, Prof Marwan pada peringatan Hari Pendidikan Daerah (Hardikda) Aceh ke 66 di Halaman Kantor Pusat Administrasi USK, Selasa (02/09/2025). (Foto: Humas USK).

Banda Aceh - Rektor Universitas Syiah Kuala (USK) Prof. Marwan menilai bahwa pendidikan yang inklusif dan berkeadilan adalah kunci untuk pembangunan Aceh. Pesan ini disampaikan Rektor saat menjadi inspektur upacara pada peringatan Hari Pendidikan Daerah (Hardikda) Aceh ke 66 di Halaman Kantor Pusat Administrasi USK, Selasa (02/09/2025).


Dalam sambutannya, Rektor mengatakan tanggal 2 September adalah senantiasa menjadi momentum bersejarah bagi masyarakat Aceh untuk menegaskan kembali peran pendidikan sebagai fondasi utama pembangunan daerah.


Sejarah panjang Aceh telah menunjukkan bahwa kemajuan tidak pernah lepas dari kuatnya tradisi ilmiah dunia pendidikan. Baik melalui institusi dayah, sekolah, maupun perguruan tinggi.


Rektor berkata, pendidikan bukan hanya tentang mencetak lulusan, tetapi tentang membentuk masyarakat yang mampu bertransformasi secara sosial. Untuk itulah, pendidikan yang inklusif dan berkeadilan adalah kunci untuk membangun Aceh yang damai, sejahtera, dan berkelanjutan.


“Dalam konteks pembangunan berkelanjutan, pendidikan berperan sebagai katalisator perubahan, mendorong kesadaran lingkungan, keadilan sosial, dan pertumbuhan ekonomi yang berpihak pada rakyat,” ucap Rektor.



Menurut Rektor, transformasi sosial yang kita dambakan tidak akan tercapai tanpa generasi muda yang memiliki literasi kritis, empati sosial, dan komitmen terhadap keberlanjutan.

 
“Karena itu, visi pendidikan kita harus melampaui pencapaian akademik semata. Pendidikan itu harus melahirkan generasi yang berintegritas, peduli terhadap sesama, dan mampu menjaga perdamaian serta merawat lingkungan tempat kita dan generasi mendatang tinggal,” ucap Rektor.


Rektor menilai, saat ini dunia pendidikan di Aceh telah berkembang dengan baik setiap tahunnya. Meskipun demikian, masih ada persoalan pendidikan yang harus kita tuntaskan. Di antaranya adalah kesenjangan pendidikan yang masih terjadi di beberapa wilayah pedalaman dan kawasan terluar Aceh.


“Ini menjadi tantangan bersama bagi dunia pendidikan Aceh untuk memastikan pemerataan akses pendidikan bagi setiap anak, tanpa terkecuali,” ucap Rektor.


Di sisi lain, perkembangan teknologi informasi menghadirkan peluang sekaligus tantangan baru dalam hal literasi digital. Oleh karena itu Rektor mengajak semua pihak, khususnya pemangku kepentingan untuk terus berinovasi agar teknologi digital menjadi alat pendukung proses belajar, bukan sekadar konsumsi pasif.


Selain itu, Rektor menilai Hardikda juga menjadi pengingat akan lahirnya USK.  Kampus Jantong Hatee Rakyat Aceh yang tahun ini genap berusia 64 tahun. USK didirikan atas kesadaran kolektif masyarakat Aceh akan pentingnya perguruan tinggi yang akan mampu menyiapkan sumber daya manusia berkualitas.


“Sejak awal berdiri, USK berkomitmen untuk menjadi pusat ilmu pengetahuan sekaligus penjaga nilai-nilai kearifan lokal, penguat daya saing daerah, dan pencetak generasi penerus yang berakhlak mulia,” ucap Rektor.


Pada peringatan Hardikda ini, Rektor bersama jajaran pimpinan USK lainnya turut me-launching rangkaian kegiatan peringatan Milad USK yang ke 64. []

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Rektor USK : Kunci Pembangunan Aceh adalah Nilai Pendidikan Inklusif dan Berkeadilan

Terkini

Topik Populer

Iklan