![]() |
Foto bersama mahasiswa KKN dan siswa-siswi di SD Negeri Seuneubok. (Foto:lst). |
Aceh Besar - Mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) yang tergabung dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Literasi 2025 kelompok L-XXVII180, melaksanakan kunjungan literasi ke
SD Negeri Seuneubok, yang berlokasi di Kecamatan Seulimeum, Kabupaten Aceh
Besar. Kegiatan ini merupakan bagian dari pelaksanaan program kerja mahasiswa
KKN yang ditempatkan di Gampong Rabo, Kecamatan Seulimeum, Kabupaten Aceh
Besar. Kelompok KKN Tematik Literasi L-XXVII180 terdiri dari 8 orang mahasiswa
dari berbagai jurusan, yang memiliki semangat untuk meningkatkan kualitas
literasi masyarakat, khususnya di tingkat sekolah dasar.
Kunjungan literasi ini dilaksanakan selama dua hari berturut-turut
dengan membawa konsep kegiatan yang menarik, interaktif, dan edukatif. Kegiatan
ini dirancang untuk memberikan pengalaman membaca yang menyenangkan sekaligus
menumbuhkan budaya literasi sejak dini di kalangan siswa sekolah. Para
mahasiswa merancang kegiatan yang sesuai dengan jenjang kelas serta usia
anak-anak, agar mudah dipahami dan mampu menumbuhkan semangat mereka untuk
membaca, memahami, dan mengekspresikan isi bacaan.
Pada hari pertama, mahasiswa fokus melaksanakan kegiatan di kelas 3 SD
Negeri Seuneubok. Tema kegiatan pada hari tersebut adalah “Bacakan Saya Buku”
atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan “Read Me a Book”. Dalam kegiatan ini,
para mahasiswa membacakan cerita anak-anak yang menarik dengan menggunakan
ekspresi yang hidup dan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa. Setelah sesi
membaca, kegiatan dilanjutkan dengan pembuatan proyek berbasis isi buku. Siswa
diajak untuk membuat karya berupa gambar, tulisan pendek, atau kerajinan tangan
sederhana yang menggambarkan cerita yang telah mereka dengar. Proyek ini
bertujuan untuk mengasah pemahaman dan daya imajinasi siswa terhadap isi bacaan
serta melatih kemampuan mereka dalam mengekspresikan kembali cerita dalam
bentuk yang kreatif.
Pada hari kedua, kegiatan kunjungan dilanjutkan di dua kelas berbeda,
yaitu kelas 4 dan kelas 6. Di kelas 4, mahasiswa melaksanakan kegiatan “Membaca
Nyaring”, yaitu membacakan buku secara lantang dengan intonasi yang jelas,
tegas, dan ekspresif. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melatih kemampuan
mendengar, memperkaya kosa kata, serta membantu siswa memahami isi teks secara
lebih mendalam. Teknik membaca nyaring juga membantu siswa dalam menangkap
struktur kalimat dan meningkatkan kemampuan berbahasa mereka secara
keseluruhan.
Selanjutnya, di kelas 6, mahasiswa mengadakan dua kegiatan utama.
Pertama adalah kegiatan “Cerdas Mengulas Buku”, di mana siswa diajak untuk
mendiskusikan dan mengulas isi buku secara bersama-sama. Dalam kegiatan ini,
mahasiswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan reflektif dan kritis kepada siswa,
serta mendorong mereka untuk menyampaikan pendapat, tanggapan, dan interpretasi
terhadap isi buku yang telah dibacakan. Kegiatan ini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis, melatih keberanian dalam berbicara di
depan umum, serta memperkuat pemahaman isi bacaan secara mendalam.
Kegiatan kedua di kelas 6 adalah “Menulis Cerita Berbasis Buku Bacaan”.
Dalam sesi ini, siswa diajak untuk menulis kembali cerita dengan gaya dan
imajinasi mereka sendiri, berdasarkan buku yang telah dibaca bersama. Mahasiswa
KKN membimbing proses menulis mulai dari penentuan tokoh, alur, hingga
penyusunan kalimat yang baik dan benar. Hasil tulisan siswa menunjukkan
kreativitas yang tinggi dan menjadi bentuk nyata dari keterampilan menulis yang
dibangun melalui kegiatan literasi.
Melalui seluruh rangkaian kegiatan ini, mahasiswa KKN kelompok
L-XXVII180 berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam membangun budaya
literasi di sekolah, khususnya di wilayah pedesaan seperti Kecamatan Seulimeum.
Selain itu, kegiatan ini menjadi bentuk pengabdian kepada masyarakat yang juga
memberikan manfaat langsung kepada mahasiswa, yaitu pengalaman lapangan dalam
mengembangkan program berbasis pendidikan dan literasi.
Tidak hanya meningkatkan minat baca, kegiatan ini juga memperkuat hubungan antara perguruan tinggi dan masyarakat, serta menumbuhkan kesadaran pentingnya literasi sebagai fondasi utama dalam pendidikan anak. Antusiasme siswa dan dukungan dari pihak sekolah menjadi bukti bahwa kegiatan ini sangat relevan dan dibutuhkan, terutama di daerah-daerah yang masih memerlukan penguatan budaya membaca.[Intan Mutia]