Iklan

Iklan

Kenduri 15, Tradisi Wajib Setiap Bulan Ramadhan

4/26/21, 21:41 WIB Last Updated 2021-04-26T14:44:15Z

 


"Assalamu'alaikum, pengumuman. Untuk ta sambot 15 puasa, lage biasa jih tanyo tapeget kenduri [assalamu'alaikum,pengumuman. Untuk menyambut 15 puasa, seperti biasanya kita ada mengadakan kenduri]," seru imum meunasah menggunakan pengeras suara. 

wasatha.com, Pidie- Masyarakat Aceh selalu punya tradisi istimewa dalam menyemarakkan bulan Ramadhan yang penuh keberkahan. Seperti masyarakat desa Mesjid Memaneuk, Kecamatan Grong-Grong, Pidie. 


Memasuki puasa ke 15, warga di desa ini tidak pernah lupa menggelar kenduri bersama.


Kenduri 15 biasa masyarakat sebut juga dengan kenduri qunut. Alasannya, karena malam terawih yang ke-15 tersebut mulai pembacaan qunut dalam shalat ketika shalat Witir di rakaat terakhir sebelum sujud. 


Belajar dari pengalaman sebelumnya, kenduri dilakukan mulai dari 15 puasa sampai 17. Artinya, tiga hari berturut-turut di meunasah Mesjid Memaneuk ada buka puasa bersama di meunasah. 


Pembagian tiga hari itu dilakukan untuk mencegah agar tidak ada kenduri yang mubazir karena tidak habis dikonsumsi oleh masyarakat. 


"Malam 15 jatah dusun asan, malam 16 jatah dusun jati , dan malam 17 jatah dusun mawar," jelas imum meunasah. 


Tidak ada paksaan bagi siapa yang mau ber kenduri. Bagi yang mampu dan ada kemudahan dipersilahkan untuk kenduri. Bagi yang tidak mampu juga tidak apa-apa.


Karena juga sudah menjadi tradisi setiap tahunnya. Masyarakat seperti sudah mempersiapkan diri dari segi ekonomi untuk  membawa kenduri ke meunasah. 


Hal itu dilakukan semata-mata untuk bersedekah di bulan Ramadhan. Mencari pahala dengan memberi makan orang yang berbuka puasa, dan mencari keridhaan Allah SWT. 


Adapun tradisi kenduri yang berlaku di desa Mesjid Memaneuk yaitu masyarakat yang mendapatkan jatah sesuai arahan yang diberikan itu membuat kenduri di rumah masing-masing, seperti memasak segala lauk-pauk dan aneka makanan lainnya. Kemudian baru diantarkan ke meunasah di sore harinya. 


30 menit sebelum tiba waktu berbuka, makanan sudah mulai ditata berjejeran diteras meunasah. Masyarakat mulai berdatangan, tidak terkecuali teungku anek mit. Begitulah sebutan masyarakat untuk anak-anak di meunasah. 


Uniknya, yang datang ke meunasah untuk berbuka bersama hanya kaum laki-laki saja, kaum perempuan tidak. Bukan dilarang, memang sudah begitu kebiasaan. 


Selain masyarakat kampung sendiri, turut juga masyarakat dari desa tetangga yang mendapatkan undangan datang menikmati kenduri.[sa]

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Kenduri 15, Tradisi Wajib Setiap Bulan Ramadhan

Terkini

Topik Populer

Iklan