Laporan: Saifur Razi
WASATHA.COM, BANDA ACEH - Mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Banda Aceh, kembali menyelenggarakan klinik jurnalistik gelombang ke IV, Sabtu (2/1/2021).
Acara yang bertajuk “Jurnalisme Warga dan Muda
Aceh Berliterasi Aktif" tersebut dilakukan secara daring dan diikuti oleh puluhan
peserta di Aceh.
Klinik tersebut dibuka langsung oleh Arif
Ramdan, Dosen Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Ar-Raniry. Dalam sambutannya
Arif sangat mengapresiasi para peserta yang terlibat dalam acara tersebut,
menurutnya klinik jurnalistik ini bertujuan untuk mengenalkan ilmu jurnalistik
khususnya jurnalisme warga kepada seluruh masyarakat di Aceh.
"Ini adalah pelatihan jurnalistik yang
ke empat kalinya di adakan oleh Klinik Jurnalistik. Dalam pelatihan ini
nantinya teman-teman akan dibekali ilmu tentang jurnalistik, fokus kita lebih
kepada jurnalisme warga itu sendiri. Kami mengapresiasi atas partisipasi
teman-teman semua pada acara ini," ungkapnya.
Sementara pemateri acara, Yusmadi Yusuf
atau lebih dikenal Abu Yus dalam materinya menuturkan bahwa saat ini semua
orang bisa menjadi jurnalis, tak terkecuali di Aceh.
Ia juga mengatakan bahwa masyarakat sudah
lumrah dengan istilah jurnalisme warga atau dengan sebutan lain citizen
journalism. Namun, ada perbedaan mendasar antara jurnalis warga dengan jurnalis
profesional.
"Wartawan profesional mereka memilki
prinsip yang sangat ketat, terikat aturan dewan pers, serta berdasarkan
sertifikasi yang dilindungi oleh hukum,” jelasnya.
Sementara jurnalis warga, kata Abu Yus
belum dilindungi secara hukum, yang kemungkinan bisa terjerat hukum.
“Untuk itu jurnalis warga dituntut agar
melakukan observasi secara langsung tanpa menambahkan klaim, opini, maupun
asumsi-asumsi lain yang dapat membahayakan diri pewarta itu sendiri," sebutnya.
Pemred Acehsatu.com itu juga menuturkan
terkait dengan pengutipan informasi yang beredar di media sosial secara sepihak,
dirinya menyarankan agar terlebih dahulu melakukan verifikasi.
"Data maupun informasi yang beredar
tidak dapat ditelan mentah-mentah, melainkan harus terlebih dahulu
ditindaklanjuti dengan konfirmasi ke pihak terkait maupun pengembangan lebih
jauh," tutupnya.
Adapun klinik ini bekerja sama dengan Bandar
Publishing, Sagoe.id, BFLF Indonesia, Wasatha.com, Reportaseaceh, Aceh Satu
Media, Antero FM, dan Bashirahnews.com. []