WASATHA.COM, Banda Aceh - Pengurus Ikatan Guru Indonesia (IGI) Wilayah Aceh melaksanakan workshop peningkatan kompetensi untuk guru yang mengajar di Sekolah Luar Biasa (SLB) mulai 10-15 Oktober 2020.
Kegiatan yang berlangsung secara virtual dengan menggunakan aplikasi room webex itu difasilitasi oleh Direktorat Pembinaan SMK (DitPSMK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.
Ada 6 materi yang dibicarakan dalam workshop tersebut mengenai tunanetra, tunagrahita, tunadaksa, tunarungu, tunalaras, dan autis.
Adapun pemateri yang dihadirkan merupakan pemateri nasional yaitu dari Pengawas PLB Jatim, SMPLBN Jatim, UIN Malang, UT Malang dan SLB YPAC Surabaya juga pemateri lokal dari SLB Muhammadiyah Bireuen Aceh. Minggu (11/10/2020)
Ketua IGI Wilayah Aceh Drs Imran mengatakan, kegiatan tersebut diikuti oleh 240 orang guru SLB se-Aceh dan dibuka secara resmi oleh Kepala Bidang Pembinaan SMA dan PKLK Dinas Pendidikan Aceh.
"Disaat menghadapi kondisi seperti saat ini, IGI Aceh menawarkan gagasan untuk membantu guru-guru, khususnya guru SLB di Aceh dengan model pembelajaran jarak jauh. Para peserta dapat mengikuti pembelajarannya dari rumah masing-masing," kata Imran.
Selain itu IGI sudah melatih para guru di Aceh dengan berbagai pelatihan umum.
"Untuk kali ini khusus diberikan pelatihan kepada guru-guru yang bertugas di SLB. Karena pendidikan luar biasa juga harus menjadi perhatian utama kita bersama," ujarnya.
Sementara itu Kepala Bidang Pembinaan SMA dan PKLK Dinas Pendidikan Aceh, Zulkifli, S.Pd, M.Pd dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang luar biasa atas gagasan yang dilaksanakan IGI Wilayah Aceh untuk berbagi ilmu kepada guru-guru SLB di Aceh disaat situasi sedang pandemi begini.
"IGI Aceh mempunyai aset guru-guru muda cendikia yang tergabung di dalamnya. Sehingga banyak gebrakan-gebrakan IGI yang menyesuaikan dengan perkembangan zaman, diantaranya seperti sekarang ini yaitu Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0." kata dia.
Zulkifli menambahkan, tidak semua guru memiliki keahlian untuk mendidik para peserta didik yang berkebutuhan khusus. Terutama bagi guru yang berlatar belakang dari pendidikan umum.
"Saat sekarang banyak juga guru-guru umum yang berjuang untuk mendidik anak-anak berkebutuhan khusus. Maka dengan pelatihan tersebut sangat cocok untuk membantu mereka,"ujarnya.
Ia menjelaskan anak-anak yang berkebutuhan khusus itu juga memiliki hak dasar pendidikan yang harus dipenuhi dan sepatutnya juga mendapatkan perlakuan khusus yang layak dalam mendidiknya.
Oleh karena itu pula, diperlukan guru-guru yang berkompeten, profesional, dan mampu mendidik dengan baik dan benar yang dapat memahami bakat dan minat serta keterbatasan yang anak tersebut miliki.[ ]