Oleh: Uli Akbar
KITA mungkin saja mengalami hidup yang begitu berat, cobaan yang sangat beragam dengan intensitas ujian yang bermacam-macam. Datang silih berganti, menghampiri sesuka hati. Hampir saja rasanya hidup tak pernah bertemu dengan yang namanya kebahagiaan di dalam hati.
Namun pada hakikatnya tidaklah demikian. Allah sangatlah menyayangi hamba-Nya, menolong setiap waktu, memberi petunjuk setiap saat.
Bayangkan jika saja Allah tak sayang, semenit saja nafas yang diberikan dihentikan. Barangkali kita akan mengaduh karena sesaknya paru-paru tanpa oksigen.
Allah tak pernah meninggalkan kita, apalagi membenci hamba-Nya. Allah adalah dzat yang maha rahman lagi maha rahim, yang sayangnya tak terbilang, dengan kasihnya tanpa pamrih.
Lantas, kenapa hidup selalu diuji? Cobaan terus saja menghampiri tanpa henti, hidup terasa kacau dan mungkin sangat berat untuk dijalani dari hari ke hari. Apa benar Allah masih sayang? Atau mungkin inilah tanda sayang Allah kepada hamba-Nya?
Satu hal yang sangat sering membuat kita semakin terpuruk tatkala sedang dalam masalah adalah mengabaikan keimanan.
Tak jarang ketika masalah mulai datang bertubi-tubi, keberadaan Allah mulai dipertanyakan hati. Keraguan terus saja menggrogoti sanubari, meragukan kekuatan Allah sebagai sang pencipta semesta raya ini.
Lalu apa yang harus kita perbuat dikala hati mulai ragu, raga tak lagi mau berpacu dan iman mulai terabaikan seiring waktu? Kembalilah mengisi waktu, menyadari sepenuh hati bahwa mengabaikan keimanan bukan jawaban yang tepat disaat hati harus lebih kuat untuk bersatu.
Sadari diri, bahwa kita adalah mahkluk yang membutuhkan Allah. Sebab hanya Allah lah yang mampu melakukan apapun dengan kekuasaannya. Sedangkan kita sebagai makhluk seharusnya merasa membutuhkan kehadiran Allah sebagai penolong dalam setiap keadaan yang kita lewati di dunia ini.
Menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangannya sudah menjadi kewajiban bagi setiap hamba. Maka apapun itu, kita dituntut untuk mempertajam keikhlasan dalam melakukannya. Keikhlasan akan senantiasa mengarahkan manusia kepada kemauan dan kemauan akan selalu mengantarkan pelakunya kepada pencapaian. Demikian juga halnya keimanan.
Namun selain itu juga, adakalanya kita harus bersyukur dengan setiap cobaan yang Allah berikan. Barangkali itulah karunia yang Allah berikan kepada kita, bukankah bersama kesulitan itu ada kemudahan? Rasa syukur akan menumbuhkan serta memperkuat keyakinan, sehingga kita tak mudah mengabaikan keimanan kepada Allah.
Jadilah muslim yang tangguh, bila diuji tak mudah runtuh,
hidup yang berat tak membuat jiwa rapuh. Walaupun beratnya hidup yang kita
jalani, muslim sejati masih ada Allah sebagai tempat berteduh.[]