Illustrasi (Ist) |
Oleh: Nazrina Julika Sari
WASATHA.COM - Pandemic
hari ini memberikan warna baru bagi seluruh insan di dunia. Menguji kesabaran ditengah
keterbasan, menguji keiman dalam setiap cobaan.
Segala
sesuatu yang datang menghampiri tidak jauh dari teguran. Setiap musibah yang datang
tidak selalu itu keburukan namun tanpa kita sadari itu adalah hikmah keberkahan.
Betapa
bahagianya kita semua yang mensyukuri apa yang sedang kita jalani sekarang. Tidak
setiap waktu keberkahan ini kita dapatkan, terlebih bagi mereka para pekerja
jauh di ranah orang.
Seperti pepatah Inggris menyebutkan “Time is
money”, waktu adalah uang. Jangan sia-siakan waktu yang pernah diberikan kepada
kita atau kita akan tergilas olehnya. Selagi memiliki waktu berkualitas dengan
keluarga, manfaatkan waktu itu bersama dengan orang yang kita cinta. Kita tidak
pantas untuk mengeluh, selagi ada jangan disia-siain apa yang kita punya.
Perihal
menghargai waktu, betapa pentingnya menghargai waktu dengan sebaik-baiknya,
pada masa Corona ini kita diberi waktu dirumah saja. Dengan melakukan hal-hal
yang bermanfaat tentunya, seperti memperbaiki ibadah, solat lima waktu, belajar,
mengaji, berkebun, beres-beres di rumah dan menjalani kegiatan lainnya bersama
keluarga.
Selanjutnya
dalam keseharian biasanya kita banyak menemukan
teman dalam cerita hidup kita. Pastinya kita banyak menghabiskan waktu bersama
mereka guna menghilangkan penat setelah seharian beraktifitas.
Berbeda pada masa Corona ini, beberapa
kegiatan diliburkan termasuk belajar mengajar. kita tidak bisa berjumpa dengan guru-guru,
teman-teman sekolah, kuliah, maupun kerabat yang sering kita jumpai sehari-hari.
Pada
masa pandemi alat komunikasi menjadi sangat berarti untuk mengirim kerinduan
bagi yang berjauhan. Terkhusus bagi pekerja kantoran, pelajar mahasiswa/i. jika
kita ingin bertemu dengan saudara kita maka kita memilih untuk menghubunginya via
suara. Baik itu berupa Video Call dan sebagainya. Semua itu tidak lain hanyalah
untuk menghindari diri dari keramaian dan mematuhi protokol kesehatan sebagai
wujud ketertiban.
Banyak
orang yang mengeluh ditahun 2020 akibat adanya Corona. tampak pada akun-akun twiter yang memposting
dengan berbagai macam keluhan-keluhan di tahun 2020 ini terkait Corona.
Sebaiknya kita lebih banyak bersyukur dengan
apa yang terjadi. Karena segala sesuatu yang terjadi pasti ada masanya, sejatinya
setiap insan yang menghampiri pasti datang dan pergi. baik kehilangan yang sementara maupun selamanya.
Imbas
dari pandemic ini banyak orang diluar sana yang kehilangan pekerjaan,
kehilangan mata pencaharian sebagai ladang kekuatan mereka bertahan makan. Kita
dapat mengambil pelajaran, bahwa kegundahan bukan kita saja yang rasakan. Kita harus
ikhlas dengan semua hal yang terjadi seraya senantiasa berdo’a kepada Allah semoga
musibah ini cepat berlalu menemukan titik terang kesembuhan.
Manfaatkan
waktu dirumah dengan kegiatan yang produktif. Salah satunya membuat konten
berdakwah melalui video-video yang mudah dipahami oleh penonton, misalnya video
membaca doa makan, adab dalam makan dan minum, serta kajian-kajian lainnya.
Demikian pula pada masa pandemi kita lebih
banyak mengembangkan alat komunikasi untuk belajar, donasi, seminar,
silaturahmi online.
Hal tersebut membuat kita semakin giat untuk belajar dan
memahami komunikasi agar tidak ketinggalan dengan zaman. Maka nikmatilah apa
yang kita jalani saat ini.
Selalu bersyukur pada kehidupan ini, apapun yang
terjadi akan terlewati. Bersyukur kepada ilahi telah memberi segala limpahan
rezeki dan karunianya kepada kita makhluk di bumi. []
Penulis Merupakan Mahasiswi Fakultas Syariah dan Hukum Ar-Raniry, Banda Aceh