Iklan

Iklan

UIN Gelar KPM dari Rumah, Ini Beberapa Kisah Mengundang Tawa

4/29/20, 22:28 WIB Last Updated 2020-04-30T07:28:12Z
Gambar Ilustrasi, sumber : google.


WASATHA.COM - Pengabdian Masyarakat (KPM) merupakan salah satu syarat wajib bagi mahasiswa yang hendak menyelesaikan kuliahnya di samping pendidikan dan penelitian.

KPM sendiri dapat dilakukan oleh setiap mahasiswa yang sudah menyelesaikan semua mata kuliah selain skripsi.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, KPM tahun ini harus diberhentikan secara mendadak karena wabah corona yang menyebar cepat hingga ke Aceh.

Peristiwa tersebut mengisyaratkan agar kita sebagai manusia harus lebih kreatif lagi, terutama civitas akademika pendidikan.

Dikarenakan program KPM merupakan syarat wajib dan tetap harus dilakukan walau wabah sedang berlangsung, KP2M UIN Ar-Raniry memunculkan terobosan baru yang disebut dengan Kuliah Pengabdian Masyarakat Dari Rumah Inovatif (KPM DRI)

KPM jenis ini dilakukan di desa sendiri  dengan tetap menjaga jarak (sosial distanding) atau juga boleh dilakukan secara online dari rumah sendiri.

Sama halnya seperti kegiatan KPM pada umumnya, tentu ada hal menarik dari KPM jenis ini yang mungkin saja terjadi.

Salah satunya seperti yang dialami kelompok 5 KPM Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) ini. 

Ceritannya bermula ketika mahasiswa kelompok tersebut mengumpulkan tugas perencanaan program harian.

Di awal semuanya biasa-biasa saja, mahasiswa menyusun program secara online dan atau tatap muka secara terbatas.

Namun, kejadian tak terduga baru muncul di akhir program laporan. Rata-rata mahasiswanya merencanakan program perpisahan dengan geuchik (kepala desa) dan masyarakat desanya sendiri.

Anehnya, setelah masa KPM berakhir akan dilanjutkan dengan libur semester sehingga memungkinkan mahasiswa masih tetap di kampungnya setelah pamitan.

Kisah viral ini terungkap pada 28/4/2020 setelah Sabirin selaku supervisior KPM kelompok tersebut menuliskan komentarnya di group wa mereka usai memeriksa laporan rancangan kegiatan mahasiswanya.

“Rata-rata di akhir mengadakan kegiatan perpisahan dengan geuchik atau kepala kampung. Memangnya mau kemana? Kan itu kampung Anda,” ucapnya.

Menurutnya, acara perpisahan tidak perlu diadakan jika KPM dilakukan di desa sendiri, cukup melaporkan saja kepada Geuchik ketika masa KPM berakhir, agar tidak terjadi kerumunan yang dapat memicu tersebar luasnya wabah corona.

Disamping itu, Peristiwa ini sontak mengundang gelak tawa dari dosen maupun mahasiswa itu sendiri ketika ia menyadarinya.

Seperti halnya Candra Winanda, ia tak sanggup menahan tawa dan tersipu malu ketika membahas cerita tersebut. 

Candra sendiri merupakan salah seorang mahasiswa KPM yang mencanangkan acara perpisahan.

Ketika di wawancarai ia mengklarifikasi bahwa mengikuti rancangan KPM sebelumnya.

“Saya mengikuti rancangan kegiatan KPM sebelumnya, saya kira ini juga penting dan akan terlihat lebih resmi,” jelasnya.

Sementara itu, Wahyu Majiah teman sekelompok candra juga berencana mengadakan acara perpisahan sebagai bentuk ungkapan izin mengakiri KPM.

“Saya tidak tulis dalam rancangan kegiatan, tapi saya tetap mengadakan acara perpisahan terbatas di akhir KPM sebagai bentuk ungkapan izin mengakhiri KPM,” ungkapnya.

Walau kurang tepat untuk keadaan sekarang, beberapa mahasiswa melakukannya dengan maksud dan tujuan yang baik. Namun mereka membatasi keramaian dan tetap patuh pada protokol keamanan yang berlaku.


Selain itu, ada juga mahasiswa yang tidak mendapat kesempatan KPM di rumah sendiri sebab imbas dari lockdown. Mereka harus menetap dan melakukan KPM di desa terakhir tempat mereka tinggali ketika lockdown, seperti di area Banda Aceh dan Sekitarnya.

Tentunya tidak hanya mahasiswa kelompok ini saja, bisa jadi mahasiswa kelompok lain juga mengalami hal serupa.

Ini hanya salah satu contoh dari tingkah kocak yang dilakukan mahasiswa ketika melakukan kegiatan KPM DRI perdananya, juga tidak menutup kemungkinan munculnya kejadian baru yang lebih menarik.

Selain itu, peristiwa ini mengajarkan pelakunya agar lebih teliti dalam bertindak, walau dengan tujuan yang baik sekalipun.

Akan lebih baik lagi jika mengutamakan pemahaman terhadap konsep kegiatan serta melihat situasi dan kondisinya terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan. [Burnawi_Sy]

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • UIN Gelar KPM dari Rumah, Ini Beberapa Kisah Mengundang Tawa

Terkini

Topik Populer

Iklan