WASATHA.COM, BEIRUT- Ini merupakan sebuah kisah yang
menjadi inspiratif dan mengharukan bagi siapapun yang membacanya. Kisah ini merupakan realita bukan fiksi.
Datang dari seorang bapak pengungsi Suriah
bernama lengkap Abdullah Halim Al-Attar, bersama Putri yang digendongnya dia menjual
beberapa Pena untuk memenuhi kebutuhan sehari-sehari di kota jalanan kota Beirut, Lebanon.
Abdullah telah memutuskan untuk meninggalkan kota Suriah
karena konflik dan rezim kejam berkepanjangan di negara tersebut. Sebelum dia
melarikan diri ke kota Beirut, Lebanon. Abdullah diketahui memiliki usaha dan
penghasilan. Namun, karena meninggalkan negerinya tersebut dia kehilangan
segalanya.
Dengan uang seadanya ia pun menjual pulpen, dia berkeliling
jalanan Beirut menjual pulpen yang berada ditangannya. Putrinya yang
digendongnya tertidur pulas dibahu kanannya.
Buah dari keikhlasan dan perjuangannya tertangkap oleh seorang jurnalis Lebanon bernama Gissur Simonarson.
Jurnalis tersebut mengabadikan
sebuah foto Abdullah Halim Al-Attar dan putrinya tersebut dan mengunggahnya di
media sosial. Tampak dari foto tersebut Abdullah merasa sedih dan putus asa
karena pulpennya tidak terjual.
Gissur, Jurnalis yang mengabadikan foto Abdullah, melakukan
kampanye dengan tagar #buypens pada kampanye Indiegogo.
30 menit setelah tayang di medsos muncul tanggapan dan respon
luar biasa dari para netizen, gerakan kampanye itu pun berhasil mengumpulkan donasi
sebesar 5.000 Dollar atau 70 Juta.
Gerakan kampanye tersebut pun resmi ditutup 3 bulan setelah
diunggah. Dana donasi terkumpul bertotal
191, 109 Dollar atau 2,6 Miliar.
Hidup Abdullah dan Anaknya pun berubah total, dia sangat
bersyukur dan mengucapkan terima kasih kepada semuanya.
“Tidak hanya mengubah hidup saya, anak-anak saya tapi juga
pengungsi suriah yang saya bantu”, ujar Abdullah.
Dengan hasil donasi yang sangat besar, Abdullah ingin
menyalurkannya kepada pengungsi suriah. Namun, mengingat uang tersebut
akan habis jika disalurkan langsung, maka Abdullah membuka gerai roti dan kebab
dan mengajak para pengungsi suriah lainnya untuk ikut membantu di 3 tokonya
tersebut.
Abdullah hanya menggunakan 40 persen dari 168.000 dolar dari Rp 2,3 miliar dana donasi
terkumpul, setelah diisi oleh Indiegogo dan PayPal sebesar 20.000 dolar yang setara
Rp 276 juta sebagai biaya administrasi.
Karena Paypal dan Indiegogo tidak memungkinkan di Lebanon maka salah saorang tim kampanye berangkat ke Dubai untuk mengambil uang
tersebut.
“Saya harus menginvestasikan uang itu, jika tidak, uang itu
bisa habis," kata Abdul sambil membungkus makanan yang bernama Kebab
itu.
Kini kebahagiaan selalu meliputi Abdullah bersama keluarganya.
Dia berfoto bahagia di depan 3 restorannya itu sambil menggunakan baju
bertuliskan “tetap positif” dengan senyuman itu dia tampakkan.
![]() |
Foto Kolase Keadaan Abdullah Halim Al-Hattar, Bapak pengungsi Suriah penjual pena yang telah sukses. |
Bukan hanya melalui media online, masyarakat Lebanon pun
mengapresiasi dan bangga dengan perjuangan Abdullah yang berhasil keluar dari
kesulitan hidup sebagai seorang pengungsi.
dari kisah realita ada banyak hikmah yang dapat kita petik, salah satunya adalah keikhlasan dalam berkerja, berjuang melalui setiap rintangan hidup dan percaya selalu akan takdir baik yang telah digariskan Allah.
Sumber: Dream.co.id