WASATHA.com, Banda Aceh - Universitas Islam Negeri Ar-Raniry menggelar acara talkshow kepustakaan melalui Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh.
Acara yang digelar di Aula Teater Museum UIN Ar-Ranniry pada Rabu, ( 11/12/2019 ) tersebut mengusung tema "Kiprah pustakawan millenial di era 4.0 dalam membangun negeri".
Talkshow ini menghadirkan narasumber kredibel dalam bidangnya yaitu Nurhayati Ali Hasan M.LIS, Ketua Prodi Ilmu Perpustakaan, Didi Setiadi S.Sos, Ketua Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Aceh, dan Nazaruddin MLIS seorang pustakawn berprestasi nasional.
Kegiatan ini dipandu oleh Nurul Rahmi S.Ip MA.
Kegiatan talkshow ini dibuka oleh Dekan Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), UIN Ar-Ranniry, Dr Fauzi Ismail MSi. Dalam sambutannya ia mengingatkan mahasiswa dan para alumni Ilmu Perpustakaan untuk mengambil peran dan terus berinovasi serta beradaptasi dengan kemajuan teknologi.
"Pustakawan di era revolusi Industri 4.0 harus selalu belajar untuk mempersiapkan diri dengan peningkatan kompetensi guna menjawab tantangan yang dihadapi era sekarang ini," kata Fauzi.
Sebelumnya, Ketua Prodi Ilmu Perpustakaan, Nurhayati Ali Hasan MLIS yang diwakili oleh Mukhtaruddin MLIS, mendorong lulusan Prodi Ilmu Perpustakaan untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan revolusi industri 4.0.
Terkait hal itu, Mukhtaruddin juga mengajak seluruh mahasiswa, alumni dan dosen untuk bersinergi membangun kapasitas sumber daya manusia, meningkatkan kompetensi sehingga mampu bersaing di era revolusi industri 4.0.
Dalam pemaparannya Nurhayati Ali Hasan MLIS menjelaskan bahwa pustakawan dan mahasiswa Prodi Ilmu Perpustakaan harus siap dengan perubahan teknologi informasi yang begitu pesat dengan meningkatkan kemampuan hard skill dan soft skill.
Kemudian, menurut Didi Setiadi S,Sos, bahwa di masa depan para masyarakat akan menghadapi disrupsi kepustakaan.
"Akibat dari disrupsi ini, kita akan mengenal perpustakaan tanpa buku, perpustakaan tanpa perpustakaan, perpustakaan tanpa pustakawan," jelasnya dalam kesempatan ini.
Nazaruddin, MLIS mengatakan bahwa perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat menuntut peningkatan kompetensi pustakawan 4.0.
"Sebagai pustakawan informasi profesional, kata Nazar pustakawan 4.0 perlu proaktif, kreatif dan inovatif dalam menciptakan dan memberikan layanan sesuai kebutuhan pengguna di era 4.0. Kiprah Pustakawan memang semakin hangat diperdebatkan di era 4.0 atau sering juga diistilahkan dengan era disrupsi. Ada yang pesimis bahwa kiprah pustakawan akan redup bahkan lenyap sering meningkatnya peran teknologi. Namun ada juga yang optimis bahwa kiprah pustakawan akan lebih bersinar dan terus diperhitungkan” kata Nazar.
Menurutnya penerapan teknologi di Perpustakaan secara otomatis akan meningkatkan performa perpustakaan, tetapi tidak otomatis meningkatkan citra pustakawannya. Namun citra pustakawan sangat tergantung kepada sikap pustakawan itu sendiri dalam menjadikan teknologi sebagai peluang atau tantangan.
Acara ini merupakan rangkaian kegiatan dalam pelantikan pengurus Asosiasi Sarjana Ilmu Perpustakaan Aceh (ASIPA).