WASATHA.COM, BANDA ACEH - Universitas Syiah Kuala
melalui Sidang Terbuka yang dipimpin oleh Rektor Unsyiah Prof. Dr. Ir. Samsul
Rizal, M.Eng IPU, kembali mewisudakan sebanyak 2.120 lulusan Sarjana/Pendidikan
Profesi/Spesialis/Pascasarjana untuk priode Agustus - Oktober 2019 di Gedung
AAC Dayan Dawood, Jumat (11/1).
Dalam sambutannya, Rektor menjelaskan bahwa seluruh
wisudawan periode ini akan dilepas dalam dua gelombang besar yaitu hari ini
(Jumat, 1 November 2019) dan besok (Sabtu, 2 November 2019). Di mana 344 orang
di antara mereka lulus dengan predikat pujian (cumlaude).
“Setelah wisuda periode ini, maka secara keseluruhan jumlah
alumni Unsyiah menjadi 128.769 orang, di mana sebahagian besarnya adalah
lulusan Program Sarjana (S1),” kata Rektor.
Rektor juga mengucapkan selamat kepada wisudawan atas
pencapaiannya hari ini. Adapun salah satu lulusan Unsyiah tersebut adalah
Pangdam Iskandar Muda Mayor Jendral TNI
Teguh Arief Indratmoko, M.M, yang lulus di program Magister Manajemen Unsyiah.
Mayjen Teguh berhasil lulus predikat cumlaude dengan IPK 3,76.
Rektor mengatakan, jumlah lulusan perguruan tinggi di
seluruh Indonesia terus bertambah setiap tahunnya. Sekitar satu juta lulusan
baru dengan berbagai level pendidikan dihasilkan setiap tahun oleh perguruan
tinggi di Indonesia.
Di satu sisi, hal ini sangat menggembirakan, karena semakin
banyak orang yang berhasil memperoleh pendidikan tinggi. Namun di sisi lain
jumlah lulusan tersebut, jauh lebih banyak dari jumlah pertumbuhan lapangan
pekerjaan.
“Oleh karena itulah, ratusan ribu di antara alumni perguruan
tinggi ini akhirnya menjadi pengangguran terbuka dalam waktu yang lama,” ungkap
Rektor.
Data terkini dari Badan Pusat Statistik melaporkan, bahwa di
antara pengangguran di Indonesia yang mencapai 7 juta orang, sekitar 400 ribu
orang di antaranya adalah para alumni perguruan tinggi.
Di sisi lain, kedatangan Era Revolusi Industri 4.0
kemungkinan akan memperketat persaingan untuk memperoleh pekerjaan. Apalagi
pada era ini, tenaga manusia akan secara signifikan tergantikan dengan
mesin-mesin otomatis berbasis kontrol digital.
Era ini akan bertumpu pada teknologi robotic, internet of
thing, serta kecerdasan buatan (artificial intelligence), sehingga ratusan
lapangan pekerjaan akan hilang atau minimal berkurang. Inilah sebabnya, para
alumni konservatif dari perguruan tinggi akan sangat kesulitan untuk memperoleh
pekerjaan di masa mendatang.
Untuk itulah, kepada wisudawan Rektor berpesan agar lulusan
perguruan tinggi dituntut untuk mengubah pola pikir mereka, dari konservatif
menuju pola pikir yang kreatif dan inovatif.
“Mereka harus berani keluar dari zona nyaman dan mengambil
risiko-risiko besar dalam mencoba. Mereka yang berani mencoba umumnya akan
lebih berkembang, dibandingkan mereka yang lebih memilih diam karena takut
keluar dari zona nyaman,” kata Rektor.[]