![]() |
Suasana penyerahan sertifikat penghargaan oleh Dr Fahkri (kiri), Dekan FDK kepada Yudi Zulfahri (kanan) |
WASATHA.COM, Banda Aceh - Direktur Eksekutif Yayasan Jalin Perdamaian,
Yudi Zulfahri, MA mengingatkan para aktivis kampus yang berniat hijrah di jalan
dakwah agar memperhatikan guru ngaji yang benar. Jika salah guru dapat
terjerumus kepada gerakan radikal atas nama agama.
Demikian disampaikan Yudi Zulfahri, Selasa (10/9/2019) saat
memberi materi pada Stadium General bertajuk "Dinamika Radikalisme dan
Pemurnian Idiologi Pancasila dalam Mencegah Terorisme di Aceh" di Aula
Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Ar-Raniry, Banda Aceh.
"Mahasiswa yang ingin berhijrah di jalan dakwah
pastikan jangan salah kamar, cari guru ngaji yang benar sehingga tidak salah
kaprah. Tadinya hendak berubah menjadi baik malah jadi aktivis radikal,"
katanya.
Stadium General yang digagas Prodi Manajemen Dakwah itu juga
menghadirkan Dr Mukhlisuddin Ilyas, peneliti isu-isu radikalisme di Aceh.
Yudi memaparkan akar masalah terorisme di Indonesia dalam
skema Piramida Terorisme. Ia yang pernah terlibat di kamp teroris bukit Jalin, Jantho,
Aceh Besar, mengajak mahasiswa untuk tidak mudah terjebak ajakan gerakan
radikal berujung aksi terorisme.
Menurutnya, semua agama di dunia dan di negara manapun, memiliki
kelompok radikal berbahaya. Gelombang radikalisme dunia sejak 1979 hingga saat
ini, kata Yudi masih memamakai agama sebagai basis gerakan.
"Di Amerika ada kristen dengan sayap kelompok
radikalnya, Hindu di India, Budha di Myanmar, dan Islam di Indonesia juga ada
kelompok radikalnya. Jadi teroris itu
bisa muncul dari semua agama," ujarnya.
Sementara itu, Mukhlisuddin Ilyas memaparkan secara rinci
peta pergerakan terorisme di Aceh, dari tidak ada kepada muncul potensi
radikalisme pasca perdamaian.
Stadium General Prodi Manajeman Dakwah diikuti seratus lebih
peserta dari kalanga mahasiswa dan dosen. Acara itu dibuka oleh Dekan Fakultas
Dakwah, Dr Fakhri, S.Sos, MA. Hadir pada acara itu, Kaprodi Manajemen
Dakwah, Dr Jailani, M.Si. []