WASATHA.COM, BANDA ACEH – Perkembangan teknologi yang makin
canggih akan memudahkan kerja-kerja manusia. Namun, di sisi lain jika kita
tidak pandai mengatur dan menempatkan diri, alih-alih memanfaatkan teknologi
untuk pengembangan diri, kita justru akan menjadi budak teknologi. Salah satu
cara ampuh yang dapat dilakukan adalah dengan kedisiplinan.
Pesan tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua TP PKK dan
Dekranasda Aceh Dyah Erti Idawati, dalam amanatnya selaku Pembina Upacara
Bendera di Halaman SMK Negeri 3 Banda Aceh, Senin (5/8/2019) pagi.
“Diibarat pisau bermata dua, perkembangan teknologi informasi
akan memudahkan kerja-kerja manusia. Namun jika salah memanfaatkan, maka kita
akan terkena dampak buruknya. Ada satu cara ampuh untuk menangkis pengaruh
buruk perkembangan IT, kata ini sering ananda dengarkan, baik dari guru atau
orang tua di rumah, yaitu Disiplin,” ujarnya.
Dosen Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Unsyiah ini menyatakan,
meski sangat mudah diucapkan, namun disiplin terkadang sulit dilakukan. Dyah
Erti berpesan, untuk menerapkan kedisiplinan pada diri sendiri bisa dimulai
dengan niat.
“Jika kita berniat ingin menjadi orang sukses, pasti kita sadar
untuk melakukan hal-hal yang menyangkut tentang disiplin. Secara sadar tentu
kita akan merubah diri. Misalnya, kita berkomitmen untuk Shalat Subuh
berjama’ah, maka secara sadar kita akan mulai mendisiplinkan diri untuk tidur
tepat waktu dan bangun cepat,” kata Dyah Erti.
Ia juga mengingatkan, bahwa di tengah perubahan zaman yang
begitu cepat dan pesatnya perkembangan teknologi informasi, maka persaingan
dunia kerja akan semakin ketat. Dyah menambahkan, para siswa SMK sederajat
adalah generasi Z atau generasi post milenial yang harus mampu
bertahan di tengah ketatnya persaingan di masa mendatang.
“Generasi inilah yang sekarang menjadi topik perbincangan dunia
karena mereka akan mendominasi populasi manusia di masa depan. Indonesia
sendiri akan menerima imbas positif dari bonus demigrafi ini hingga tahun 2045
mendatang. Generasi inilah yang akan berjibaku dengan dinamika era revolusi
industri 4.0,” katanya.
Di masa depan, sambung Dyah Erti, ada begitu banyak tantangan
yang mesti ananda hadapi. Kalian akan dihadapkan pada kompetisi global dunia
industri. Persaingan tidak hanya terjadi antarnegara untuk level ASEAN, Asia,
tapi juga dunia.
“Hanya dengan sumber daya manusia yang berkualitas yang bisa
berhasil dalam persaingan tersebut. Tantangan lainnya adalah teknologi. Kita
sekarang berada di era di mana semua hal menjadi serba cepat. Oleh karena
itum.Manfaatkan internet untuk belajar, karena sesungguhnya banyak sekali
pengetahuan yang bermanfaat dari internet,” pesan Dyah Erti.
Ia juga mengingatkan agar jangan sampai kemajuan teknologi
membuat ananda menjadi Mager atau malas bergerak.
“Jadikanlah perkembangan IT sebagai media untuk menimba ilmu,
memperkaya skill dan jadikan sebagai modal untuk menghadapi
persaingan global. Tak ada kata berhenti untuk menambah wawasan. Anak Aceh
harus optimis menatap masa depan,” pungkasnya. []