Cuaca sedikit terasa menyengat, namun harus tetap duduk menunggu antrean masuk ke ruang pencoblosan, terlihat beberapa panitia pelaksana pemilu mondar-mandir memantau keadaan agar tetap aman tanpa hambatan.
Wajah para peserta pemilu tampak serius menunggu
antrean tanpa berkata sepatah katapun, sepertinya meraka tidak sabar ingin
menusuk hidung para Capres dan Caleg.
Saat sedang serius mengatre tiba-tiba terdengar suara
pengumuman dari panitia pelaksana pemilu melalui toa dengan suara tegas “nyan labang bek neupuwoe, digop hana meutume
coblos le enteuk (paku coblos jangan dibawa pulang, nanti orang lain tidak
bisa nyoblos lagi),” ujar Iskandar yang merupakan salah satu panitia pelaksana
pemilu di Desa Nga Arakeumudi Lhoksukon Barat dengan suara sangat lantang.
Ternyata, ada salah satu peserta pemilu yang hendak
membawa pulang paku yang disediakan panitia untuk mecoblos.
Suasana berubah ketika Iskandar memberikan pengumuman
itu, terdengar suara tawa yang bersahutan dari panitia dan peserta pemilu,
sehingga suasa menjadi cair tidak tegang lagi. Terlihat bahkan beberapa warga bercanda dengan panitia penjaga kotak suara setelah keluar
dari ruang pencoblosan.
Iskandar menjelaskan peserta pemilu yang hendak
membawa pulang paku tersebut menurutnya, kebingungan saat masuk ke ruang TPS,
sehingga paku yang digunakan saat mencoblos disangkanya pulpen.
“kadang paku untuk mencoblos itu, beliau piker pulpen,
makanya beliau masukkan terus dalam kantong bajunya setelah mencoblos,” terang Iskandar.