WASATHA.COM, Banda Aceh - Pemerintah Aceh melalui Badan Penanggulangan
Bencana Aceh, menandatangani kerjasama bidang pendidikan, penilitian,
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengembangan Sumber Daya
Manusia dengan Universitas Syiah Kuala, di kampus setempat, Jumat (29/3/2019).
Pelaksana Tugas Gubernur Aceh Nova Iriansyah, berharap lewat
kerjasama itu, langkah-langkah penanggulangan bencana di Aceh berjalan optimal.
Kerjasama dengan Unsyiah merupakan kerjasama lanjutan yang telah berlangsung
sejak tahun 2014 lalu. Apalagi diketahui, untuk riset-riset di bidang
kebencanaan, Unsyiah juga bekerjasama kerja Badan Penanggulangan Bencana
Nasional.
"Kalau di tingkat pusat saja Unsyiah telah mendapat
pengakuan secara nasional, tentu wajar kalau Pemerintah Aceh juga memanfaatkan
potensi ini. Bagaimana pun juga Pemerintah Aceh sangat membutuhkan dukungan
penelitian dalam memperkuat program Kebencanaan di daerah ini," kata
Nova.
Nova berharap lewat kerjasama itu akan lahir sejumlah kebijakan
yang efektif. Dengan demikian, setiap langkah penanggulangan bencana di Aceh
berjalan terencana, terukur, sistematis dan berdaya guna bagi masyarakat.
"Sejak ditandatanganinya kesepakatan ini, koordinasi antara
BPBA dan Unsyiah harus ditingkatkan, sehingga setiap progres kerjasama ini
dapat dievaluasi dengan cepat sebagai masukan dalam menyusun strategi dan
kebijakan berikutnya," kata Nova.
Sementara itu, Rektor Unsyiah Samsul Rizal, mengatakan Tsunami
Riset Centre, yang digandeng sebagai mitra pemerintah Aceh meruapakan lembaga
riset yang telah mendunia. Lembaga itu bahkan ikut meneliti berbagai persoalan
kebencanaan seperti di Afrika, Senegal dan Timur Leste. Ia berharap, kerjasama
yang dibangun dengan pemerintah Aceh bisa menjadikan Unsyiah sebagai lembaga
pendidikan ikut serta menyelesaikan berbagai persoalan kebencanaan di
Aceh.
"Apalagi bencana di Aceh terjadi setiap tahun perlu
dilakukan reset lebih inten," kata Samsul Rizal.
Selain kerjasama dengan BPBA, Unsyiah juga menandatangani
kerjasama dengan Dinas Perhubungan Aceh. Kerjasama yang ditandatangani terkait
sistem transportasi yang aman. Samsul Rizal menyebutkan, ke depan
pihaknya akan menyusun kebijakan agar para mahasiswa tidak menggunakan
kendaraan pribadi ke kampus melainkan memanfaatkan modal transportasi umum yang
telah disediakan oleh pemerintah.
"Dengan demikian akan menekan angka kemacetan di jalan
raya," kata Samsul Rizal.[]