WASATHA.COM, MOSCOW - Komunitas Muslim di Rusia terus tumbuh, mencapai sekitar 25 juta pada tahun 2018, menurut Grand Mufti Rusia, Sheikh Rawil Gaynetdin.
Mufti Gaynetdin mengatakan kepada kantor berita Anadolu Agencybahwa komunitas Muslim di Rusia adalah penduduk asli dan terus tumbuh dalam penerimaan dengan keyakinan lain dari Rusia.
Faktor pertumbuhannya menurut Gaynetdin karena dua faktor utama: tingginya tingkat kelahiran di antara keluarga Muslim, dan melalui kedatangan orang-orang dari Asia Tengah.
“Islam datang ke Rusia pada abad ketujuh, pada masa Khailfah Rasyidin,” ujarnya.
Mereka datang ke kota yang saat ini dikenal sebagai Derbent, di Dagestan Selatan. Azan pertama di Rusia, dikumandangkan di tanah Dagestan, lanjut mufti, seperti disebutkan Al-Jazeera.
Sheikh Gaynetdin juga mengatakan, sebagian besar Muslim di negara itu tinggal di wilayah Moskow dan daerah metropolitan besar lainnya seperti St Petersburg dan Yekaterinburg.
Ada juga konsentrasi tinggi pengikut Islam di wilayah di mana negara-negara Islam berada sebelum pembentukan satu negara Rusia. Seperti di Tatarstan, Bashkortostan, republik Kaukasus Utara.
Menurut catatan setempat, komposisi mayoritas Muslim Rusia adalah Sunni dari aliran pemikiran Hanafi tetapi ada juga beberapa Sunni dari sekolah Shafi’i dan Syiah.
Namun, umat Islam di Rusia itu tidak mau mengotak-kotakkan dalam Sunni-Syi’ah.
“Di Rusia, ada tiga pusat federal dan kami percaya bahwa ini adalah pilihan terbaik untuk pengelolaan urusan keagamaan Muslim di Rusia,” kata sang mufti.
“Kami tidak membagi Muslim menjadi Syiah dan Sunni, karena kami semua adalah anggota dari komunitas Muslim Ummah Bersatu,” kata Mufti Gaynetdin.
Di Moskow, ada Dewan Mufti Rusia. Sementara Otoritas Spiritual Muslim berada di kota Ufa.
Otoritas Spiritual Muslim juga berada di Kaukasus, yang bertindak sebagai pusat koordinasi umat Islam di Kaukasus Utara.
Ketika para tamu dari Timur Tengah mengunjungi Rusia, mereka mengatakan ikatan persaudaraan di dalam umat Muslim Rusia patut dicontoh.
Menurut prediksi sensus, jika tren ini berlanjut, populasi Muslim bisa melebihi jumlah etnis Rusia dalam waktu 30 tahun ke depan.
Ini tentu menjadi tanggung jawab dan peluang dakwah oleh para da’i, terlebih para hafidz Quran, dengan Bahasa mereka tentunya.
Maka, diperlukan kompetensi komunikasi massa, dialog dengan argumentasi yang diterima, dan kemampuan bersosialisasi dengan kadar intelektual yang memadai. Sehingga nilai-nilai global (rahmatan lil ‘alamin) dapat tersampaikan dengan baik (balaghul mubin). [minanews.net]