WASATHA.COM - Tidak lengkap rasanya jika ke Aceh belum menjajaki tempat yang satu ini. Ya, Museum Rumoh Cut Nyak Dhien inilah yang menjadi salah satu Situs Cagar Budaya dan penuh dengan nilai-nilai sejarah perjuangan Aceh serta masih sangat terjaga nilai-nilai artefaknya.
Siapa yang tidak kenal dengan sosok pahlawan satu ini? Cut Nyak Dhien, ia adalah isteri dari seorang pemimpin pasukan perang Aceh, yang bernama Teuku Umar.
Cut Nyak Dhien dilahirkan dari keluarga bangsawan yang taat beragama di Aceh Besar, wilayah VI Mukim pada tahun 1848.
Ia merupakan seorang wanita yang gigih dalam memperjuangkan hak rakyat Aceh, dan ia juga sangat disegani oleh para musuh-musuhnya.
Setelah suaminya Teuku Umar Syahid, ia menjadi pemimpin pasukan perang dalam melawan penjajahan Belanda dulu.
Untuk menghargai jasa kepahlawanan sosok Cut Nyak Dhien, Pemerintah Aceh menjadikan rumah beliau sebagai Museum khusus untuk mengenang perjuangannya semasa ia hidup.
Museum Rumoh Cut Nyak Dhien ini terletak di Desa Lampisang, Peukan Bada, Aceh Besar. Museum ini juga searah dengan jalan menuju pantai Lhoknga.
Untuk berkunjung ke tempat ini, kita bisa menggunakan alat transportasi pribadi maupun transportasi umum dengan jarak tempuh berkisar kurang lebih 25 menit dari kota Banda Aceh.
Setibanya di Museum Rumoh Cut Nyak Dhien, kita akan melihat sebuah rumah Adat Aceh yang sangat besar dan luas.
Dengan polesan cat hitam secara menyeluruh dan sepercik balutan warna kuning pada kayu ukirannya, menjadikan bangunan ini sungguh sangat indah dan sangat mencirikan Adat serta Budaya Aceh.
Jika kita lihat, Rumah Museum ini ada sebanyak 65 pilar (tameh) yang menjadi penyangga Museum ini. Pilar sebanyak itu sangatlah kokoh seperti melambangkan kokohnya sebuah kerajaan dan gigihnya semangat untuk berjuang di masa silam.
Bertandang ke objek wisata satu ini serasa kembali ke masa lalu. Suasana di halaman luarnya terasa rindang dan sangat asri ketika dipandang.
Seorang pemandu akan senantiasa menemani dan menjelaskan fakta-fakta sejarah bagi setiap pengunjung yang datang ke tempat ini, sehingga pengunjung dapat mengenal lebih dekat kepahlawanan Cut Nyak Dhien.
Untuk masuk kedalam rumah ini, kita akan menaiki beberapa anak tangga. Pada tiap sudut ruangan masih tertata dengan rapi peninggalan Cut Nyak Dhien semasa ia hidup, seolah kita dapat merasakan beliau masih ada disana. Adapun untuk masuk ke tempat ini tidak dipungut biaya.
Di rumah ini, kita akan menjumpai foto-foto perjuangan Cut Nyak Dhien dan rakyat Aceh sewaktu melawan penjajahan Belanda dahulu. Dan yang lebih menarik lagi, ketika kita masuk ke salah satu seuramoe (ruangan), kita akan menjumpai tempat yang menyimpan berbagai macam senjata tradisional Aceh untuk melawan penjajahan Belanda.
Tak terbayangkan oleh kita peralatan se-sederhana itu menjadi alat untuk perjuangan rakyat Aceh dulu. Sungguh sangat luar biasa dan sangatlah bermanfaat untuk menambah pengetahuan sejarah kita.
Untuk yang ingin tahu seperti apakah rumah Aceh, datanglah ke Museum Rumah Cut Nyak Dhien. Rumah yang sarat dengan sejarah dari tokoh pahlawan nasional tersebut sangat menawan dan menarik untuk dikunjungi. []
Siapa yang tidak kenal dengan sosok pahlawan satu ini? Cut Nyak Dhien, ia adalah isteri dari seorang pemimpin pasukan perang Aceh, yang bernama Teuku Umar.
Cut Nyak Dhien dilahirkan dari keluarga bangsawan yang taat beragama di Aceh Besar, wilayah VI Mukim pada tahun 1848.
Ia merupakan seorang wanita yang gigih dalam memperjuangkan hak rakyat Aceh, dan ia juga sangat disegani oleh para musuh-musuhnya.
Setelah suaminya Teuku Umar Syahid, ia menjadi pemimpin pasukan perang dalam melawan penjajahan Belanda dulu.
Untuk menghargai jasa kepahlawanan sosok Cut Nyak Dhien, Pemerintah Aceh menjadikan rumah beliau sebagai Museum khusus untuk mengenang perjuangannya semasa ia hidup.
Museum Rumoh Cut Nyak Dhien ini terletak di Desa Lampisang, Peukan Bada, Aceh Besar. Museum ini juga searah dengan jalan menuju pantai Lhoknga.
Untuk berkunjung ke tempat ini, kita bisa menggunakan alat transportasi pribadi maupun transportasi umum dengan jarak tempuh berkisar kurang lebih 25 menit dari kota Banda Aceh.
Setibanya di Museum Rumoh Cut Nyak Dhien, kita akan melihat sebuah rumah Adat Aceh yang sangat besar dan luas.
Dengan polesan cat hitam secara menyeluruh dan sepercik balutan warna kuning pada kayu ukirannya, menjadikan bangunan ini sungguh sangat indah dan sangat mencirikan Adat serta Budaya Aceh.
Jika kita lihat, Rumah Museum ini ada sebanyak 65 pilar (tameh) yang menjadi penyangga Museum ini. Pilar sebanyak itu sangatlah kokoh seperti melambangkan kokohnya sebuah kerajaan dan gigihnya semangat untuk berjuang di masa silam.
Bertandang ke objek wisata satu ini serasa kembali ke masa lalu. Suasana di halaman luarnya terasa rindang dan sangat asri ketika dipandang.
Seorang pemandu akan senantiasa menemani dan menjelaskan fakta-fakta sejarah bagi setiap pengunjung yang datang ke tempat ini, sehingga pengunjung dapat mengenal lebih dekat kepahlawanan Cut Nyak Dhien.
Untuk masuk kedalam rumah ini, kita akan menaiki beberapa anak tangga. Pada tiap sudut ruangan masih tertata dengan rapi peninggalan Cut Nyak Dhien semasa ia hidup, seolah kita dapat merasakan beliau masih ada disana. Adapun untuk masuk ke tempat ini tidak dipungut biaya.
Di rumah ini, kita akan menjumpai foto-foto perjuangan Cut Nyak Dhien dan rakyat Aceh sewaktu melawan penjajahan Belanda dahulu. Dan yang lebih menarik lagi, ketika kita masuk ke salah satu seuramoe (ruangan), kita akan menjumpai tempat yang menyimpan berbagai macam senjata tradisional Aceh untuk melawan penjajahan Belanda.
Tak terbayangkan oleh kita peralatan se-sederhana itu menjadi alat untuk perjuangan rakyat Aceh dulu. Sungguh sangat luar biasa dan sangatlah bermanfaat untuk menambah pengetahuan sejarah kita.
Untuk yang ingin tahu seperti apakah rumah Aceh, datanglah ke Museum Rumah Cut Nyak Dhien. Rumah yang sarat dengan sejarah dari tokoh pahlawan nasional tersebut sangat menawan dan menarik untuk dikunjungi. []