Wale-Wale | Wasatha/Iwansyah Bancin |
WASATHA.COM,
SUBULUSSALAM – Maulid Nabi Muhammad SAW sudah barang pasti dilakukan oleh semua umat
muslim. Tak terkecuali di Aceh, semua daerahnya pasti melaksanakan peringatan
maulid. Kali ini ada hal unik ataupun khas yang dibuat salah satu desa di
Subulussalam dalam peringatan maulid nabi.
Dalam memperingati maulid, ciri khas desa-desa
yang ada di Subulussalam sangatlah sederhana dan tidak terlalu melebihi jika dikaitkan
dengan keborosan.
Ciri khas yang tidak pernah dilupakan dalam
rangka Maulid nabi ialah setiap rumah tangga membawa kue-kue ke masjid tempat dilaksanakannya acara maulid nabi. Kue-kue yang dibawakan oleh warga
hampir semua berbeda ragam dan rasa.
Nantinya kue tersebut akan dibagikan kepada orang-orang
yang ada di sekitar acara maulid nabi. Selain itu ada juga kue-kue yang diberikan oleh desa tetangga
dan kue itu diberi tempat yang beragam bentuk, dalam bahasa suku Singkil-subulussalam
tempat kue tersebut dinamakan “wale-wale” dan dihiasi sebagus mungkin berlambangkan
religi.
Meskipun sudah banyak kue yang dibawakan warga desa Cepu
indah dan juga desa-desa tetangga, pihak panitia acara maulid nabi tetap selalu
mengadakan masak-masak untuk hidangan utama kepada tamu-tamu yang datang.
Selain dari ciri khasnya yang unik itu, ada lagi kegiatan yang juga
tidak pernah ditinggalkan dalam acara maulid nabi yaitu bershalawat bersama, berdelael
khairhat dan juga ceramah serta mendengarkan ceramah.
Kebiasaan dalam acara maulid nabi di Desa Cepu Indah ialah ceramah yang disampaikan oleh penceramah
yaitu membahas tentang kelahiran Rasulullah, perjuangan Rasulullah dan sampai
pada sejarah wafatnya Rasulullah.
Masyakarat kota Subulussalam selalu tertib
dan damai dalam pelaksanaan acara maulid nabi Saw. Disamping dari acara maulid
nab,i masyarakat sekaligus mempererat tali silaturahmi antar lorong dan desa
dalam acara maulid nabi tersebut. [Iwansyah Bancin]