FOTO: Alislamu |
WASATHA.COM- Ketua GNPF Ulama Ust. Bachtiar Natsir memberikan tausiyah pada acara Reuni
Akbar 212, konsolidasi akbar yang didukung berbagai komponen umat Islam. Reuni
dilaksanakan di Monas, Jakarta pada hari Sabtu (2/12/2017).
Ketua GNPF
Ulama yang kerap disapa UBN ini menyimpulkan penyebab perpecahan yang selama
ini terjadi, berakar pada 2 hal, yaitu : jauhnya umat dari Al Qur'an dan adanya
pengelompokan-pengelompokan terhadap umat Islam.
Untuk kasus
yang pertama, beliau menyindir masih banyak yang tidak sholat subuh berjama'ah
dan mendahulukan membaca Whatsapp dibanding Al Qur'an.
Yang kedua
adalah masih adanya gesekan dalan internal umat Islam dikarenakan beberapa
perbedaan, seperti organisasi, madzhab, dan lainnya.
"Demi
Allah, tidak pernah ada di hati saya bahwa NU, Anshor dan Banser melarang saya
ceramah. Yang ada adalah karena saya yang jarang silaturahim kepada
mereka," tegasnya seperti yang dilansir Wahdahjakarta.com.
Berikutnya
beliau mengajak agar umat Islam tidak membuka kembali luka sejarah.
"Pernah ada luka sejarah di masa lalu. Masyumi pernah kecewa dengan NU,
dan NU kecewa dengan Masyumi. Itu adalah ijtihad para pendahulu kita,"
kata beliau.
"Kini
kita umat Islam perlu membuat ijtihad baru, yaitu bersatunya semua kekuatan
Islam baik yang tradisional maupun modernis di Indonesia. Hilangkan syak
wasangka, lupakan luka sejarah. Kita menatap masa depan Islam yang baru di
Indonesia", lanjutnya.
Persatuan
perlu terus diupayakan karena ada pihak-pihak yang ingin agar umat terus
berseteru.
"Mereka,
musuh agama dan negara, tidak peduli kamu ini bajunya putih atau hijau, tidak
perduli kamu NU atau Muhammadiyah, mereka tidak peduli bangsa negara ini
hancur. Yang mereka mau adalah kita umat berpecah belah, bawa lari kekayaan
Indonesia yg luar biasa ini," pungkasnya. []