FOTO: Google |
SETIAP insan pasti menginginkan yang
namanya pernikahan. Seperti yang kita lihat saat ini banyak kaum muda yang
melakukan nikah muda agar terhindar dari yang namanya perzinaan.
Tapi
sebaiknya jika kita hendak menikah, kenalilah pasangan dengan baik, jangan
hanya melihat dari segi fisik, penampilan, materi dan lainnya. Tapi bukalah
mata hati untuk melihat ketulusan dan arti cinta yang hakiki.
Pada
masa nenek moyang kita pasti banyak petuah yang dikeluarkan, termasuk juga ada
petuah sebelum menikah. Petuah ini bertujuan memberi motivasi dengan cara yang
lembut.
Ketika
ingin memasuki bahtera pernikahan, sebaiknya kita membuka mata untuk mencari yang
betul-betul cocok menjadi calon suami atau istri dan calon ibu atau bapak bagi
anak-anaknya kelak. “Bukalah kedua matamu baik-baik sebelum menikah dan
tutuplah keduanya dengan baik setelah menikah.”
Ketika
sudah berumah tangga, maka tutuplah kedua matamu atas kesalahan yang kecil.
Jangan suka mencari-cari kesalahan dari pasangan.mu
Rasulullah
SAW bersabda: “Janganlah seseorang mukmin
itu membenci istrinya. Jika ia tidak senang terhadap salah satu tabiatnya, maka
ia ridha terhadap tabiatnya yang lain.” (HR.Muslim).
Jangan
hanya terpusat pada ketampanan dan kecantikan saja. Mereka lupa membuka matanya
lebih lebar lagi. Mereka lalai melihat agama dan akhlak calon pasangannya.
Lalu
apa yang akan terjadi ?
Setelah
menikah malah membuat matanya terbuka sangat lebar. Kesalahan kecil dari
pasangannya di besar-besarkan seakan-akan dimatanya ada kaca pembesar. Tiada
hari tanpa mencari dan menemukan kesalahan pasangannya. Ketika semua itu
terjadi maka rumah tangga tidak akan berjalan seperti keluarga sakinah, mawaddah,
dan warahmah.
Oleh
karena itu, sebaiknya yang belum menikah maupun yang sudah menikah. Buka
mata lebar-lebar, cari dan telitilah orang yang akan menjadi pasangan hidupmu.
Disaat engkau menjalani hidup dengannya, tutuplah kedua matamu dari melihat
kesalahan dan kekurangannya.
Ketika
hendak marah atas perbuatan atau sikap yang tidak baik, jangan membesarkan
masalah jika dapat diselesaikan dengan pikiran yang tenang, dan ingatlah
kebaikan dan kelebihannya. [Putri
Vonna]