Foto : aa.com.tr |
WASATHA.COM - Negara-negara Islam
melalui Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) akan menggelar pertemuan luar biasa
di Turki, Rabu, menyusul pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump
yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Dilansir Anadolu Agency, Presiden
Turki Recep Tayyip Erdogan akan bertemu dengan pemimpin negara-negara Islam
untuk membahas langkah guna menjawab keputusan AS.
Pertemuan ini akan dihadiri
anggota-anggota OKI di antaranya Afghanistan, Azerbaijan, Bangladesh,
Indonesia, Palestina, Guinea, Iran, Qatar, Kuwait, Libya, Lebanon, Somalia,
Sudan, Togo, Yordania, Djibouti, Malaysia, Pakistan, Kazakhstan, dan
Uzbekistan.
Presiden Republik Turki Siprus
Utara, Mustafa Akinci juga akan hadir sebagai negara pengamat, sementara
Presiden Venezuela Nicolas Maduro hadir sebagai negara tamu.
Meski bertentangan dengan resolusi
DK PBB, Trump mengatakan, "sudah waktunya untuk secara resmi mengakui
Yerusalem sebagai ibu kota Israel".
Trump juga menyatakan telah
meminta Departemen Luar Negeri AS untuk memulai persiapan pemindahan Kedutaan
Besar dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Keputusan tersebut mendapat
reaksi keras dari dunia. Dewan Keamanan PBB, Liga Arab, dan OKI memutuskan
untuk mengadakan pertemuan luar biasa.
DK PBB mendesak adanya upaya
untuk memajukan proses perdamaian antara Palestina dan Israel. Sementara
Menteri Luar Negeri Liga Arab di Kairo menegaskan keputusan Trump “tidak sah”
dan menyerukan Washington membatalkan rencana tersebut.
Presiden Erdogan juga melakukan
berbagai pertemuan diplomatik untuk membahas hal ini. Terakhir, Erdogan bertemu
dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Putin menyatakan keputusan AS
membuat situasi di kawasan memburuk dan merusak proses perdamaian
Israel-Palestina.
“Keputusan mengenai status
Yerusalem seharusnya diambil dari perundingan langsung antara Israel dan
Palestina,” kata Putin.
Putin juga menyatakan Rusia akan
menghadiri pertemuan OKI sebagai negara pengamat.