RASA malu mungkin dirasakan oleh pendidik jika hanya menjadi
guru ngaji “ A Ba Ta” di Taman
Pengajian Anak (TPA), di rumah maupun di masjid. Sebagian besar melihat dari
segi infaq yang diberikan dalam nilai
yang kurang memuaskan. Namun, ada hal yang belum mereka ketahui bahwa mengajar
TPA itu menyenangkan.
“Sebaik-baik
kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya” [HR. Al-Bukhari dan Muslim].
Hadist ini menunjukkan bahwa betapa mulianya seorang
pendidik yang mengajarkan Al-Qur’an.
Dari Anas ra. Ia berkata: Rasulullah SAW. Bersabda: “siapa yang mengajarkan satu ayat dari
kitabullah, maka untuknya pahala satu ayat itu, selama ayat itu masih dibaca
oleh yang diajarinya.” [Hadist ini dikeluarkan oleh Abu Sahl Al-Qathan dalam: hadistnya dari para gurunya(4/243/2), Lihat pula silsilah Hadist Shahih [1335].
Selama ini orang tua tidak begitu serius soal pendidikan
agama terutama TPA. Mereka rela mengeluarkan uang dan tidak perduli berapa
jumlahnya untuk menyekolahkan anaknya di sekolah favorit dan internasional.
Namun, giliran mengaji mencari yang paling murah bahkan yang
gratis. Tak heran jika masyarakat menganggap profesi mengajar TPA tidak ada
kebanggaannya. Jika ada yang bertanya “apa pekerjaan mu atau kerja di mana?
Bagi yang PNS, di perkantor atau di perusahaan tinggi akan bangga menjawab
“saya sebagai Pejabat” jarang yang mengungkapkan “saya guru TPA”.
Masalah ini dapat dibuktikan dengan kurangnya minat pendidik
menjadi guru TPA, karena berbagai alasan dan berpura-pura sibuk.
TPA sebagai lembaga nonformal yang mempunyai peran utama
mengajarkan kemampuan membaca dan menulis Al-Quran. Sangat berperan juga bagi
jiwa anak seperti pengetahuan tentang ibadah, akidah, dan akhlak. Ini bertujuan
mempersiapkan generasi yang menjadi pribadi Qurani dan menjadikan Al-qur’an
sebagai pedoman dalam hidupnya serta lingkungan pergaulan yang sehat dan
islami.
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah
terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan," [QS. At- Tahrim/66: 6].
Didalam ayat tersebut sudah sangat jelas bahwa Allah
memerintahkan hambanya untuk menjaga keluarganya. Salah satunya dengan cara
memperbaiki akhlak generasi Islam.
Berbagai macam kesan yang dipaparkan oleh pengajar TPA.
Perasaan cukup memuaskan karena sudah diatur secara sistematis. TPA sangat
membantu mempersiapkan generasi selanjutnya. Baik, kompak, bagus, syahdu juga
kesan yg mungkin tidak didapatkan diluar TPA.
Dengan melihat karakter mereka yang berbeda-beda, membuat
kita menjadi lebih sabar dalam mengatasinya. Sambil mengajar kita juga belajar.
Tidak hanya di sekolah saja kita bisa aktif dalam mengajar, di TPA juga banyak
hal yang bisa diperlombakan dan anak anak juga bisa mengembangkan bakatnya, seperti
Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ).
Menjadi guru TPA sangatlah mulia, mengajarkan Al-Quran mulai
dari mengenal huruf hijaiyyah. Walaupun infaq
tidak seberapa namun hal yang diberikan sangatlah bermanfaat dan berguna bagi
generasi bangsa. Karena itu, jangan malu mengatakan “saya guru TPA”. [Dira
Ranisa]