Foto : Google |
HAMPIR setiap orang memiliki cita-cita. Semua orang juga berharap bahwa cita-citanya
dapat terwujud secepat mungkin. Hal tersebut juga berlaku pada pemuda, mereka juga
berharap dapat meraih cita-cita sedini mungkin.
Agar dapat
meraih cita-cita, pemuda tentu saja harus membekali diri dengan berbagai ilmu
dan pengetahuan. Mereka harus belajar banyak tentang apa saja yang dibutuhkan
serta mampu memberikan jawaban atau solusi atas berbagai masalah yang terjadi.
Sayangnya para
pemuda sekarang cenderung banyak membuang waktu. Mereka lebih banyak
menghabiskan waktunya di caffe, nongkrong sampai berjam-jam hingga larut
malam, membuka situs tak berguna di internet dan berbagai kegiatan tak
bermanfaat lainnya. Semua kejadian tersebut merupakan bagian dari potret
tindakan pemuda yang tidak menghargai waktu yang seharusnya dihindari.
Pemuda juga
sebagai generasi yang penuh semangat, kreatif dan kritis. Pemuda merupakan
harapan bangsa yang akan melanjutkan karya-karya besar yang telah dilakukan
oleh generasi sebelumnya, mereka diharapkan menjadi pemimpin dan penyambung
perjuangan para pendiri bangsa ini. Agar dapat meraih cita-cita dan tetap
menjadi harapan bangsa, pemuda tentu saja harus mengubah pola pikir dan
aktivitas serta menyadari urgensi waktu.
Urgensi Waktu
Waktu merupakan
permata yang amat penting dalam hidup ini. Orang barat bahkan mengatakan bahwa
waktu itu ibarat uang. Hal tersebut berarti bahwa mereka menempatkan waktu
setara dengan uang, juga bermakna bahwa meminta waktu mereka sama dengan
meminta uang dari mereka.
Dalam pandangan
Islam, pentingnya waktu lebih ditekankan dari pada budaya orang barat. Jika mereka
mengatakan waktu itu uang, dalam Islam waktu justru diibaratkan seperti pedang.
Jika tak mau menggunakan waktu dengan baik, maka waktu akan membunuh kita.
Manakala membandingkan orang barat dan Islam, akan terlihat bahwa Islam
memberikan penekanan lebih besar terhadap pentingnya waktu dibandingkan
penekanan yang diberikan oleh orang barat.
Hal tersebut
terlihat dari resiko membuang waktu, kalau kita tidak pandai mengatur waktu, maka
menurut orang barat, kita akan kehilangan uang. Namun dalam Islam, ketika kita tak
pandai mengatur waktu, maka waktu yang seperti pedang akan membunuh kita.
Solusi Alternatif
Salah satu
penyebab kerusakan pemuda adalah kekosongan waktu atau tidak mempunyai kegiatan
positif. Disisi lain, masa muda merupakan masa mencari jati diri, masa
membuktikan eksistensi, masa mencari perhatian dan masa penuh semangat dan gairah.
Jika kehidupan
pemuda tidak diisi dengan kegiatan positif, kehidupan mereka akan diisi dengan
kegiatan negatif. Masalah akan bertambah bila mereka kurang mendapat perhatian
dari keluarga atau temannya. Bila hal tersebut terjadi, mereka akan melakukan
hal-hal yang aneh, ajaib bahkan vulgar seperti balapan di jalan raya, hura-hura,
membuat kegiatan yang kurang beretika, atau kegiatan yang tidak bermanfaat lainnya.
Agar
menghasilkan manfaat, pemuda harus mengisi waktu dengan kegiatan positif seperti
menghadiri majelis ilmu, mengikuti kegiatan masjid, mengasah wawasan dan
pengetahuan dibidang keagamaan, menghafal Al-Qur’an dan hadist, membuat
kegiatan sosial, serta mencari teman bergaul yang baik.
Saat ini,
pemuda dapat mengikuti semua kegiatan tersebut dengan mudah terlebih nformasi
tentang kegiatan tersebut juga banyak terpampang di brosur, pamplet, baliho serta
media sosial.
Selain
mengikuti kegiatan tersebut, pemuda juga dapat berperan sebagai aktivis pembela
kebenaran. Hal tersebut seperti yang dilakukan komunitas pemuda yang menamakan
dirinya ‘Suara Pemuda Anti Korupsi’ yang disingkat menjadi ‘Speak’. Speak
merupakan wadah berkumpulnya para pemuda yang peduli pada bahaya dan dampak
korupsi. Komunitas ini mengajak pemuda untuk berperan aktif terhadap kecurangan
mulai dari bentuk yang sederhana, baik disekolah, kampus, lingkungan atau
masyarakat luas.
Selain
Speak, komunitas yang dapat dicontoh adalah ‘Card to post’. Komunitas ini
merupakan gerakan pemuda yang mengajak masyarakat terutama pemuda untuk memuat
foto, ilustrasi, crafting atau sejenisnya untuk dipublikasi (amp.kaskus, 27/8/2016).
Selain bermanfaat, komunitas ini juga mengajarkan pemuda untuk hidup tanpa ketergantungan
terhadap gadget atau teknologi lainnya, mengenal kawan baru serta menambah
kreativitas dalam berkarya.
Berbagai kegiatan
tersebut tentu saja lebih bermanfaat daripada membuang waktu percuma. Berbagai
kegiatan tersebut akan mendekatkan pemuda kepada Allah, membuat hati tenang dan
damai karena selalu berada dalam lindungan Allah. Kegiatan tersebut juga
membuat pemuda menjadi lebih sehat, terampil, lebih mengenal kepribadian
masing-masing sekaligus menyadari bahwa setiap manusia memiliki keunikan
masing-masing. Selain itu, pengalaman dari kegiatan tersebut juga berguna untuk
mewujudkan cita-cita dan meraih kebahagiaan kelak.
Selain itu, pemuda
yang mengisi waktu dengan ibadah dan kegiatan positif lainnya juga mendapatkan
perhargaan dan naungan Allah dihari kiamat kelak. Hal tersebut karena mereka tetap
teguh beragama dan beristiqomah meski mereka digoda dengan berbagai godaan
dunia serta memiliki kemampuan dan semangat untuk meraihnya.
Rasulullah SAW
bersabda, “Tujuh golongan yang dinaungi Allah dalam naungan-Nya pada hari
dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: (1) Imam yang adil, (2) seorang
pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allah, (3) seorang yang
hatinya bergantung ke masjid, (4) dua orang yang saling mencintai di jalan Allah,
keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya, (5) seorang laki-laki
yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik,
lalu ia berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allah.’ dan (6) seseorang yang
bershadaqah dengan satu shadaqah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan
kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya, serta (7) seseorang
yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya.”
(HR Abu Hurairah)
Pemuda
merupakan harapan bangsa. Agar tetap menjadi harapan bangsa, pemuda tentu harus
membekali diri dengan berbagai ilmu dan pengetahuan. Sayangnya pemuda sekarang
lebih banyak menghabiskan waktu untuk kegiatan tak bermanfaat. Hal tersebut
terjadi karena mereka tidak terlibat dalam kegiatan yang positif dan
bermanfaat. Menyikapi hal tersebut, pemuda harus mengisi waktunya dengan
berbagai kegiatan yang positif dan bermanfaat. Melalui kegiatan tersebut,
pemuda akan mendapatkan jutaan manfaat, dapat meraih cita-cita serta
mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Aamiin. [Marzatillah
Ibrahim | adalah mahasiswi program study Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry, Banda Aceh]